Presiden Gutteres Bubarkan Parlemen Timor Leste, Gelar Pemilu Dini

26 Januari 2018 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Timor Leste Francisco Guterres (Foto: AFP/Valentino Dariell De Sousa)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Timor Leste Francisco Guterres (Foto: AFP/Valentino Dariell De Sousa)
ADVERTISEMENT
Presiden Timor Leste Fransisco 'Lu Olo' Gutteres mengambil langkah mengejutkan. Dirinya membubarkan parlemen dan menyerukan untuk segera diselenggarakannya pemilihan umum dini.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut diambil sebagai solusi kebuntuan politik. Setelah menggelar pemilu pada Juli 2017, Timor Leste dilanda pertikaian di kalangan elite politiknya.
"Saya percaya, hanya masyarakat yang bisa memperbaiki tantangan baru yang kita hadapi. Dengan kerendahan hati, saya meminta rakyat memilih lagi di pemilu baru," ucap Lu Olo seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/1).
Mari Alkatiri. (Foto: AFP/Valention Dariell De Sousa)
zoom-in-whitePerbesar
Mari Alkatiri. (Foto: AFP/Valention Dariell De Sousa)
Sampai saat ini, Lu Olo belum menentukan tanggal pasti kapan pemilu dimulai. Waktu pemilihan umum akan ditentukan sesuai regulasi di konstitusi.
Kebijakan mempercepat pemilu ditegaskan Lu Olo sudah bulat. Dia memastikan, dalam pertemuan dengan beberapa partai politik seluruhnya mendukung langkah yang diambil pemerintah.
"Agar demokrasi kami berarti, kami harus berkomunikasi dengan yang lain, dan mendengar mereka, dan melalui tanggung jawab serius ini kami telah mencapai konsensus," sebut Lu Olo.
ADVERTISEMENT
Pertikaian di Timor Leste terjadi karena Perdana Menteri Mari Alkatiri dinilai gagal menciptakan diversifikasi ekonomi dan menaikkan produksi energi negara yang semakin lesu belakangan ini.
Keadaan diperkeruh dengan tidak berhasilnya Partai Fretilin yang dinaungi Alkatiri untuk melanjutkan koalisinya dengan Partai Kongres Nasional untuk Restrukturisasi Timor yang dibentuk Xanana Gusmao.
Gusmao merupakan pejuang kemerdekaan Timor Leste dan hampir selalu memegang jabatan penting di pemerintahan seperti Presiden dan PM.
Bukan pertama kali pemerintahan yang dipimpin Alkatiri di ujung tanduk. Saat pertama kali menjabat PM pada 2002 lalu, Alkatiri harus terguling dari posisinya.
Dia mundur usai kerusuhan besar melanda Timor Leste. Kericuhan itu bermula dari kebijakannya memecat 600 pejuang kemerdekaan dari militer Timor Leste.
ADVERTISEMENT