Presiden Jokowi: Patung GWK Bisa Menjadi Tapak Sejarah Indonesia

23 September 2018 3:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi Resmikan Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Resmikan Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo merasa senang dan bangga dengan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang merupakan mahakarya anak bangsa. Patung GWK layak disebut mahakarya karena merupakan salah satu patung tembaga terbesar di dunia dan patung tertinggi ke-3 di dunia.
ADVERTISEMENT
"Saya tadi diberikan penjelasan bahwa patung ini lebih tinggi dari pada Patung Liberty di Amerika Serikat," kata Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Sabtu (23/9).
Selesainya mahakarya ini, lanjut Presiden, bukan hanya membanggakan rakyat Bali, tapi juga membanggakan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini menurutnya membuktikan Indoneisa sebagai bangsa yang besar, bukan hanya mewarisi karya-karya besar peradaban bangsa masa lalu yang indah seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
"Tapi di era kekinian bangsa kita juga bisa berkarya, bisa berkreasi untuk membangun sebuah peradaban, untuk melahirkan mahakarya yang baru, yang juga mengagumkan kita semua, yang juga diakui dan dikagumi dunia," ujar Jokowi.
Jokowi juga menuturkan, di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, pengembangan seni budaya harus dipadukan dengan teknologi. Seperti halnya Patung GWK yang juga memadukan karya seni budaya bangsa Indonesia, terutama seni budaya Bali dengan kemajuan teknologi, dengan riset, dengan ilmu pengetahuan yang baru.
Jokowi Resmikan Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Resmikan Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Pada saat proses pembuatannya, Patung GWK telah menjalani serangkaian tes, antara lain windnel test atau tes ketahanan angin di Australia (Windtech) dan Kanada (RDWI), cavity test atau tes rongga secara berkala, dan soil test. Konstruksi patung dibuat dengan material tembaga dan kuningan, ditopang 21.000 batang baja dengan berat total 2.000 ton dan jumlah baut sebanyak 170.000 buah. Adapun periode konstruksi berlangsung mulai Agustus 2013 hingga Juli 2018.
ADVERTISEMENT
"Dengan perpaduan itu, patung GWK ini akan mampu bertahan selama kurang lebih 100 tahun dan saya yakin 100 tahun lagi patung GWK akan tetap menjadi karya peradaban yang dibicarakan, yang menjadi kebanggan bangsa dan menjadi warisan kebudayaan bangsa Indonesia," tuturnya.
Di balik kemegahan patung ini, Presiden menuturkan, ada satu hal yang bisa menjadi inspirasi kita semua, yakni karya besar dimulai dari keberanian untuk mempunyai gagasan-gagasan besar, mimpi besar, dan lompatan-lompatan besar. Menurutnya, tanpa keberanian akan sulit lahir karya-karya besar.
"Saya melihat patung ini bukan hanya menjadi ikon budaya Bali atau ikon pariwisata Indonesia, tapi menjadi tapak sejarah. Bangsa kita akan mampu melahirkan karya-karya besar jika kita berani memulai dengan ide-ide besar," jelas capres petahana ini.
ADVERTISEMENT
Ide-ide besar tersebut menurut Jokowi, juga harus diikhtiarkan secara konsisten, seperti untuk membangun patung GWK yang akhirnya bisa terwujud setelah 28 tahun.
Oleh karena itu, Presiden memberikan apresiasinya kepada I Nyoman Nuarta atas gagasan besar, keberanian, dan ikhitiarnya selama ini. Tak hanya itu, Presiden juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan patung setinggi 121 meter ini.
"Tentu gagasan besar ini juga ditopang oleh banyak pihak, dukungan pemerintah dan rakyat Bali, maupun pihak swasta yang ingin mimpi besar para seniman ini terwujud," ungkapnya.
Di penghujung sambutannya, Presiden Jokowi pun mengajak para seniman dan para budayawan untuk terus berkreasi untuk mewujudkan karya-karya terbaik yang selanjutnya akan memperkaya peradaban bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT