Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PSI Ingin Rekrut Lebih Banyak Caleg dari Kalangan Profesional
22 Februari 2018 16:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus melakukan persiapan jelang keikutsertaannya dalam Pemilu 2019. Sebagai partai baru, PSI mengusung konsep terbuka khususnya dalam perekrutan calegnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan setiap caleg yang maju melalui PSI harus melalui tahapan seleksi dari juri independen. Dia menjelaskan, saat ini caleg yang sudah mendapatkan tiket dari PSI kebanyakan berasal dari kalangan profesional yang baru pertama kali terjun ke dunia politik.
“Kami harap semakin banyak lagi putra atau putri terbaik bangsa yang akan mau mengikuti para bro dan sis yang sudah mendaftar. Boleh dilihat semuanya kebanyakan adalah orang-orang yang tak pernah bersentuhan dengan politik sebelumnya tapi mereka mau membawa kompetensi mereka masuk ke dalam sistem,” kata Grace di Kantor DPP PSI, Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim, Jakarta, Kamis, (22/2).
Grace menyadari permasalahan di Indonesia tidak hanya berasal dari satu bidang saja. Sehingga dengan semakin banyak caleg dari kalangan profesional yang ahli di berbagai bidang, menurutnya mampu untuk mengurai permasalahan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kita butuh sebanyak-banyaknya orang dengan berbagai latar belakang karena permasalahan bangsa ini beragam dan bermacam bidang. Jadi kita butuh insight dari mereka dengan visi atau kemampuan untuk menganalisa masalah,” ujar Grace.
“Toh nanti juga dibekali dengan staf ahli, kita bisa undang berbagai stakeholder untuk menceritakan problem-nya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Grace menegaskan kalangan profesional yang dimaksud bukan hanya ahli di bidangnya, tapi juga mau benar-benar bekerja untuk rakyat. Sebab, menurutnya, saat ini banyak anggota dewan yang tidak bertanggung jawab atas jabatan yang diembannya.
“Tapi intinya di situ adalah orang-orang yang mau kerja, yang mau jadi wakil rakyat, yang mau masuk, siap mengabdi minimal lima hari seminggu. Karena saya dengar masih banyak anggota dewan yang masuk kerja cuma 2-3 hari seminggu, yang seenaknya bikin libur komisi, yang tidak bertanggung jawab posisi mereka sebagai wakil rakyat,” ungkap Grace.
ADVERTISEMENT