Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PT KCI Gelar Kampanye Cegah Pelecehan Seksual di KRL
12 Maret 2019 18:42 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:07 WIB
ADVERTISEMENT
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menggelar kampanye pe ,ncegahan pelecehan seksual yang kerap terjadi di kereta. Kampanye ini sebagai bentuk memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret.
ADVERTISEMENT
VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunnisa mengatakan, sejak kampanye ini, laporan terhadap pelecehan seksual meningkat.
"Nah, kalau di 2018 itu ada 34 kasus, tapi 20 diantaranya bersedia melaporkan ke pihak berwajib dan ini kita sangat apresiasi," ujar Eva saat dalam konferensi pers Kampanye Pencegahan Pelecehan Seksual di KRL Commuter Line, bertempat di Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (12/3).
Menurut Eva, terjadi perkembangan yang signifikan terhadap keberanian perempuan untuk melaporkan kasus pelecehan seksual.
"Kalau di 2017 ada sekitar 25 kasus. Sebanyak 25 kasus itu yang kasusnya ada laporan, ada pelaku, tapi tidak mau dilanjutkan ke pihak berwajib," jelas Eva memberikan contoh.
Kampanye yang menggandeng Komnas Perempuan dan komunitas peEMPUan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran para pengguna KRL untuk peduli dengan pelecehan seksual yang kerap terjadi.
ADVERTISEMENT
Kampanye ini selain merupakan bentuk edukasi kepada masing-masing individu untuk peduli terhadap dirinya sendiri, juga kepada para penumpang untuk peduli kepada penumpang lainnya.
"Suka lihat ya, ini ada viral tentang ada yang kena pelecehan seksual, tapi laporan tidak ada. Saya harap pengguna jasa kalau tidak jadi korban, hanya melihat, harusnya dia membantu dengan bantu mengingatkan dan mencegah," kata Eva.
"Bukan hanya lakukan perekaman atau memviralkan, sehingga tujuannya bukan pada korban, tapi bagaimana sesama pengguna ini bisa saling bantu mencegah," sambungnya.
Kekerasan Seksual Terjadi di Ruang Publik
Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin punya pendapat senada. Dia berharap agar para pengguna transportasi umum lebih peduli terhadap kekerasan seksual. Dari data Komnas Perempuan, 26 persen dari pelecehan seksual yang terjadi, dilakukan di ruang publik.
ADVERTISEMENT
"Saya mau laporkan bahwa dari sekian persen kekerasaan, paling banyak 26 persen di ruang publik. Di antara itu kasusnya di transportasi publik, di kereta, transportasi online," ujar Mariana.
Hal itu terjadi lantaran masyarakat membiarkan pelecehan seksual menjadi budaya yang dianggap wajar.
"Ini akibat dari budaya membiarkan pelaku untuk melakukan hal tersebut dan membiarkan korban untuk tidak bisa melapor dan mencegah situasi. Karena itu kita perlu aturan untuk mengubah budaya tentang RUU tentang penghapusan kekerasan seksual yang di ranah publik ini bisa diproses," ujarnya.
Kampanye ini diwujudkan dengan menerbitkan brosur terkait pelecehan seksual dan booklet yang berisi edukasi penanganan bila terjadi pelecehan. Kampanye akan diteruskan dengan penerbitan video di dalam KRL yang akan diputar terus menerus secara bergantian.
ADVERTISEMENT
"Data pelaporan, dari 2017 Sampai 2018 kami hasilkan video kampanye yang akan di-launching dan akan diputarkan di badan KRL selama satu bulan, dan diharapkan itu bisa jadi sarana edukasi dan punya kesadaran lagi utnuk melaporkan," ujar perwakilan komunitas perEMPUan, Rika Rosvianti Neqy.