Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Puluhan warga Amerika Serikat, mayoritas remaja, menderita radang paru-paru akut usai mengisap rokok elektronik atau vape.
ADVERTISEMENT
Korban berasal dari sejumlah Negara Bagian di AS seperti Illinois, Minnesota, dan Wisconsin. Dinas kesehatan wilayah tersebut langsung menggelar investigasi.
Dari keterangan mereka, korban radang paru akut setelah menggunakan vape memiliki beragam gejala, di antaranya batuk, sesak nafas, pusing, letih, dan muntah-muntah.
Ada 30 kasus radang paru akut yang terjadi di AS belakangan ini. Sebanyak 22 di antara masi dalam proses investigasi.
Selain Dinas Kesehatan, investigasi juga dibantu Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
"Kami telah masuk proses wawancara seluruh pasien, untuk mengetahui apakah ada kesamaan atau tidak," kata pejabat Dinas Kesehatan Wisconsin, Thomas Haupt, seperti dikutip dari AFP, Jumat (16/8).
"Pada satu titik, kesamaan yang kami temukan, mereka sama-sama menggunakan vape, tapi kami ingin mengetahui lebih luas lagi dan memastikan tidak ada yang terlewat," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Kasus radang paru akut setelah mengonsumsi vape baru pertama kali terjadi di AS.
Beberapa masyarakat AS mengaku terkejut. Sebab, vape dipakai karena resikonya lebih rendah dibanding merokok.
Penggunaan vape dalam beberapa tahun terakhir meroket, khususnya di kalangan muda. Pada 2018, sebanyak 3,6 juta siswa SMP dan SMA mengonsumsi vape.
Jumlah ini naik sebesar 1,5 juta dibanding pada tahun sebelumnya.