Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
PVMBG: Air Laut Naik di Anyer Bukan karena Erupsi Anak Gunung Krakatau
22 Desember 2018 23:03 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
ADVERTISEMENT
Gelombang tinggi yang berasal dari Pantai Anyer, Banten menerjang kawasan yang berada di sekitarnya. Fenomena air laut naik itu terjadi sekitar pukul 21.15 WIB.
ADVERTISEMENT
Menurut Kasubbid Mitigasi Bencana Gunungapi Wilayah Barat, pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kristianto, fenomena alam itu bukan terjadi akibat erupsi Anak Gunung Krakatau. "Belum dapat informasi sementara ini, belum melihat indikasi itu (Tsunami), baru memantau tadi, bukan erupsi yang menerus dari Gunung Anak Krakatau," kata dia saat dihubungi, Sabtu (12/22).
Ia mengakui memang terjadi erupsi Anak Gunung Krakatau dan dampaknya kepada pantai-pantai di sekitaran gunung tersebut. Namun, dampaknya tidak sampai ke Pantai Anyer, Banten.
"Memang dalam terjadinya saat ini sudah sampai ke pantai di sekitar anak Gunung Krakatau. Tapi enggak kalau Pantai Anyer, jaraknya sekitar 42 Km, jauh. Gunungnya meletusnya juga baru aliran lava, kemudian aliran lava pun lambat yah, material pijarnya pun hanya di sekitar tubuh gunungnya saja," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terjangan gelombang tinggi itu mengakibatkan sejumlah hotel roboh, masyarakat yang berada di sekitar lokasi langsung melarikan diri ke tempat tinggi. Pantauan kumparan, Hotel Salsa Beach di kawasan Pantai Karang bolong porak poranda. Air laut masuk ke dalam hotel. Jarak antara permukaan tanah di hotel dengan air laut sekitar 2 meter
Gerakan air yang naik ke permukaan dengan cepat dan kecepatan tinggi membuat mobil-mobil pengunjung yang terparkir terombang-ambing dan teseret air laut. Mobil-mobil pun rusak karena terbawa air dan menabrak tembok dan pohon.
Berikut konferensi pers dari BMKG mengenai tsunami di Banten dan Lampung.