Raja Salman dan MbS Telepon Putra Khashoggi, Sampaikan Belasungkawa

22 Oktober 2018 9:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Saudi, menunggu patriark Maronite Kristen Lebanon sebelum pertemuan mereka pada 14 November 2017 di Riyadh. (Foto: Fayez Nureldine / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Saudi, menunggu patriark Maronite Kristen Lebanon sebelum pertemuan mereka pada 14 November 2017 di Riyadh. (Foto: Fayez Nureldine / AFP)
ADVERTISEMENT
Raja Salman dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) menelepon putra Jamal Khashoggi, jurnalis yang tewas terbunuh di Konsulat Saudi, Istanbul. Dalam percakapan itu, Raja dan Putra Mahkota menyampaikan bela sungkawa.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters yang mengutip kantor berita Saudi, SPA, sambungan telepon antara Raja Salman, MbS, dan putra Khashoggi, Salah, dilakukan pada Minggu malam (21/10).
Sebelumnya ucapan belasungkawa juga disampaikan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir. Tidak disebutkan isi ucapan belasungkawa dan percakapan mereka.
Saudi telah mengakui Khashoggi terbunuh di dalam Konsulat mereka di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Selama dua pekan sebelumnya, Saudi terus membantah bahwa Khashoggi tewas.
Pemerintah Saudi mengatakan, Khashoggi terbunuh dalam perkelahian di dalam Konsulat. Menurut Jubeir dalam wawancara dengan stasiun televisi Fox, kematian Khashoggi adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh beberapa pejabat.
"Mereka melakukan kesalahan ketika membunuh Jamal Khashoggi di Konsulat dan mereka mencoba menutupinya," kata Jubeir.
ADVERTISEMENT
Jubeir juga mengatakan Pangeran MbS tidak tahu menahu soal pembunuhan Khashoggi. Sementara itu, berbagai negara mengaku tidak puas dengan jawaban Saudi yang dianggap tidak kredibel.
"Masih diperlukan klarifikasi tentang apa yang sebenarnya terjadi, di luar hipotesis yang muncul sejauh ini dalam penyelidikan Saudi, yang harus didukung fakta yang kredibel," ujar pernyataan bersama pemerintah Jerman, Inggris, dan Prancis.