Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Nama Nyoman Dhamantra mendadak tenar pada Kamis (8/8). Bukan karena catatan positif, nama Dhamantra mencuat lantaran ditangkap KPK di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
ADVERTISEMENT
Ia termasuk 12 orang lainnya yang telah ditangkap KPK terkait dugaan suap impor bawang putih dalam rangkaian OTT sejak Rabu (7/8) malam.
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDIP itu saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Gedung Merah Putih.
Lalu bagaimana rekam jejak Dhamantra ?
Sebelum terjerat OTT KPK, pria kelahiran 20 Desember 1960 itu dikenal sebagai seorang pengusaha yang sukses di Bali. Ia meniti karier profesionalnya di PT Rims Energy Oil Company.
Namun karena kepeduliannya terhadap Bali yang ia nilai semakin dijajah para investor asing, Dhamantra memutuskan berkarier di jalur politik demi memajukan Bali.
ADVERTISEMENT
Selama menjadi politikus, Dhamantra terbilang cukup vokal, terutama dalam menyuarakan perekonomian di Bali yang menurutnya makin tergerus oleh keberadaan toko dan ritel asing.
Hal itu menurutnya terjadi karena peningkatan Gross Domestic Product (GDP) tidak berdampak dengan kenaikan Gross Domestic Happiness (GDH) atau peningkatan harapan hidup masyarakat Bali.
Sebagai wakil rakyat dari Bali, Dhamantra pernah mengusulkan untuk merevisi UU Provinsi Bali dengan memasukkan beberapa poin. Pertama adalah pasal mengenai Dana Bagi Hasil (DBH) yang lebih proporsional.
Kedua adalah pengaturan yang jelas dan tegas mengenai pelestarian budaya yang lebih harmoni. Terakhir adalah kejelasan posisi antara dinas dan adat (pekraman).
Keberhasilan Dhamantra di periode 2009-2014 terulang dalam Pileg 2014. Ia kembali terpilih sebagai anggota DPR masa kerja 2014-2019. Dhamantra kembali dipercaya duduk di Komisi VI DPR.
ADVERTISEMENT