Rekonstruksi Tembakan Peluru Nyasar ke DPR, Polisi Duga Ada Kelalaian

19 Oktober 2018 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rekonstruksi kasus peluru nyasar ke Gedung DPR di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rekonstruksi kasus peluru nyasar ke Gedung DPR di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah merekonstruksi adegan peluru nyasar ke Gedung DPR yang dilaksanakan di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat. Total ada sebanyak 25 adengan yang diperagakan dalam rekonstruksi pagi ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita sudah melaksanakan rekonstruksi yang merupakan satu proses dalam penyidikan untuk mendukung, membuat terangnya suatu perkara. Ada 25 adegan mulai dari yang bersangkutan datang, melakukan kegiatan, hingga pulang kembali," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (19/10).
Posisi tersangka 1 dalam rekonstruksi kasus peluru nyasar ke Gedung DPR di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Posisi tersangka 1 dalam rekonstruksi kasus peluru nyasar ke Gedung DPR di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
Rekonstruksi ini dilakukan sekitar satu setengah jam, mulai pukul 09.30 WIB hingga 11.00 WIB. Dalam rekonstruksi ini Ketua DPR Bambang Soesatyo turut hadir memantau langsung jalannya rekonstruksi.
Berdasarkan hasil rekonstruksi, kedua tersangka yakni IAW dan RYM datang secara terpisah pada Senin (15/10) sekitar pukul 12.00 WIB. IAW tiba terlebih dahulu, disusul RYM pukul 12.30 WIB.
Setiba di Lapangan Tembak, IAW dan RYM langsung masuk ke ruang persiapan untuk mengambil senjata berjenis Glock 17 dan AKAI serta peluru berkaliber 9 mm. Setelah itu, mereka melakukan latihan menembak di lapangan 6.
Posisi tersangka 2 dalam rekonstruksi kasus peluru nyasar ke Gedung DPR di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Posisi tersangka 2 dalam rekonstruksi kasus peluru nyasar ke Gedung DPR di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
Usai berlatih di lapangan 6, kedua tersangka langsung berlatih di lapangan sebelahnya atau lapangan 7. Namun sebelum menembak, salah seorang pengawas menawarkan kepada tersangka IAW untuk menggunakan modifikasi switch customized atau mode otomatis.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari organisasi itu tidak boleh (pakai switch customized). Jadi ada kelalaian juga dari pengawas. Dari Perbakin itu pelanggaran karena aturannya enggak boleh senjata otomatis digunakan untuk olahraga," ucap Setyo.
Rekonstruksi kasus peluru nyasar ke Gedung DPR di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rekonstruksi kasus peluru nyasar ke Gedung DPR di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
Adapun jumlah peluru yang dimasukkan ke dalam magazin Glock 17 saat menggunakan modifikasi switch customized itu yakni sebanyak enam butir peluru. Karena tidak terbiasa dan kaget, akhirnya enam peluru yang ditembakkan oleh IAW menyasar hingga mengenai gedung DPR.
Setyo menambahkan, saat ini pihaknya masih mendalami dua orang yang mendampingi tersangka yakni HS. "Saya sudah minta penyidik untuk lakukan pendalaman terkait kelalalian itu," tutup Setyo.