Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Rektor UGM Minta Maaf Lamban Tangani Kasus Pemerkosaan Mahasiswi
7 Desember 2018 16:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB

ADVERTISEMENT
Rektor UGM Panut Mulyono mengakui bahwa pihaknya lamban dalam menangani kasus dugaan pemerkosaan mahasiswinya saat KKN di Pulau Seram, Maluku. Kasus tersebut sebenarnya terjadi pada pertengahan 2017 silam.
ADVERTISEMENT
"UGM mengakui telah terjadi kelambanan dalam merespons peristiwa ini dan UGM meminta maaf atas kelambanan yang terjadi," kata Panut dalam jumpa pers di Rektorat UGM, Jumat (7/12).
Panut melanjutkan, respons yang lambat tersebut kemudian memberikan dampak yang serius bagi korban maupun terduga pelaku. Tak hanya dari sisi psikologis, aspek finansial dan akademik korban juga ikut terdampak.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, UGM telah membentuk komite etik. Nantinya, komite etik akan memberikan rekomendasi kepada kampus, termasuk jenis sanksi yang bisa diberikan kepada terduga pelaku.
Sementara, humas #kitaAgni Cornelia Natasya mengaku masih kurang puas dengan keputusan pihak rektorat UGM yang dinilai terlalu lama. #kitaAgni sendiri merupakan gerakan solidaritas yang dibentuk atas dugaan kasus pelecehan seksual tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau boleh jujur, terlalu lama karena sudah setahun lebih 30 Juni itu sudah berapa ratus hari. Terlalu lama sebenarnya,” kata Cornelia.