news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Remaja di Kampung Pengemis Bogor Tolak Kembali Sekolah

14 Juli 2018 13:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampung pengemis di Kelurahan Tegalega Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung pengemis di Kelurahan Tegalega Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meskipun hidup seadanya di Kampung Pengemis yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat, para remaja di kampung ini mengaku belum punya keinginan untuk mengubah nasib. Mereka lebih suka mengamen, mengemis, atau memulung di jalanan Kota Bogor.
ADVERTISEMENT
kumparan sempat menemui Alam (15) dan Harun (24) pengamen yang tinggak di kawasan Kampung Pengemis, Sabtu (14/7). Alam, yang sehari-harinya mencari rezeki di sekitar Terminal Baranangsiang dan ke kawasan Ciawi ini, mengaku sudah betah menjalani profesi tersebut.
“Biasa ngamen saya di (Terminal) Baranangsiang atau ke Ciawi,” ujar Alam pada kumparan saat ditemui di Kampung Pengemis
Sedangkan untuk Harun, ia lebih sering berkeliling sekitar Kota Bogor dari angkot ke angkot, bermodalkan gitar.
Mereka beralasan lebih betah mengamen ketimbang kembali ke sekolah yakni karena faktor ekonomi. Selain mengamen, kedua pemuda ini tak tahu lagi harus bagaimana mencari rezeki.
"Kalau enggak ngamen mau ngapain lagi," kata Harun.
Selain itu, penghasilan mereka sebagai pengamen dirasa mencukupi untuk satu hari makan. Bila beruntung, sehari mereka bisa menghasilkan uang dengan jumlah yang lumayan banyak
ADVERTISEMENT
“Palingan cuman Rp 40-50 ribuan sehari, kalau hoki bisa sampai Rp 100 ribu lebih. Cuma harus dari pagi sampai malam kalau mau kayak gitu,” jelas Harun.
Hal tersebut dibenarkan Isa Angsasoro, ketua RW 06. Ia mengatakan, meski Pemkot Bogor telah berkali-kali memberikan bantuan dan mengajak anak-anak ini kembali ke sekolah, kebanyakan dari mereka akhirnya kembali lagi ke jalan untuk mengais rezeki.
Udah diusahain dikasih modal biar enggak balik ke jalan, anak-anak diusahain masuk ke sekolahan tapi akhirnya ya ke jalan-jalan lagi, udah keasyikan dapet duit di jalan,” kata Isa.