Ribuan Keluarga Terdampak Kekeringan di Kulon Progo

2 Agustus 2018 14:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sawah kekeringan (Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sawah kekeringan (Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), telah menetapakan status tanggap darurat penanganan bencana kekeringan sejak 25 Juli 2018. Sebanyak 3.016 kepala keluarga (KK) terdampak kekeringan.
ADVERTISEMENT
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo, Ariadi, menjelaskan seluruh KK tersebut tersebar di 23 desa dan delapan kecamatan. Dua bulan ke depan diprediksi hujan masih belum turun.
"Prediksinya cuaca dua bulan ke depan belum hujan. Mudah-mudahan ada perubahan cuaca. Perkiraan kita sampai 4.000 KK (terdampak kekeringan) jika misal dua bulan tidak ada hujan," jelas Ariadi.
Kecamatan seperti Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap, Nanggulan, dan Sentolo merupakan kecamatan yang terparah mengalami kekeringan. Kemudian masih disusul kecamatan lain seperti Lendah dan Pengasih. BPBD Kulon Progo pun tengah mengupayakan penambahan tangki air bersih.
"Kalau saat ini tangki tersedia lima tangki. Kami upayakan tambahan dari PMI dan BPBD DIY. Minimal ada 10 tangki droping," kata Ariadi.
ADVERTISEMENT
Dijelaskannya, setiap tangki mampu mengangkut 4 ribu hingga 5 ribu liter air dengan total satu truk tangki mampu mengangkut empat hingga lima kali per harinya.
"Airnya dari PDAM. Bantuan dari BUMN, BUMD dari pemprov sudah sekitar 1.300 tangki dipersiapkan," ujar Ariadi.
Dia juga menjelaskan anggaran tanggap darurat.
"Anggaran tanggap darurat Rp 150 juta. Kalau belum cukup pemkab akan menambah," kata Ariadi.