Rizieq: Ulama Tak Akan Mainkan Politik Identitas Rasis dan Fasis

16 September 2018 17:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rizieq (Foto: Dok.  polri.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Rizieq (Foto: Dok. polri.go.id)
ADVERTISEMENT
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Syihab, menyampaikan pidatonya melalui rekaman suara dalam Ijtima Ulama Jilid II hari ini. Dalam pidatonya itu, Rizieq sempat menyinggung soal politik identitas di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Rizieq berpesan kepada para ulama dan habaib agar tidak memainkan politik identitas yang rasis.
"Soal politik identitas maka saya tegaskan di sini, bahwa para ulama, habaib dan ulama yang istiqomah tidak akan pernah memainkan politik identitas yang fasis dan rasis serta bertentangan dengan syariat dan konstitusi," ujar Rizieq melalui rekaman suara di Hotel Gran Cempaka, Jakarta Pusat, Minggu (16/9).
"Akan tetapi para habaib akan memainkan politik identitas yang terhormat dan bermartabat yaitu identitas kebangsaan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa," lanjut dia.
Rizeq menekankan Ijtima Ulama akan terus menggelorakan politik identitas keumatan dan kebangsaan demi menjaga NKRI.
"Jadi Ijtima Ulama akan terus menghidupkan dan menggelorakan politik identitas keumatan dan kebangsaan demi menjaga keutuhan NKRI dan kelestarian Pancasila dan untuk menuju Indonesia berkah," tutup dia.
Konferensi Pers Ijtima Ulama Jilid 2 (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Ijtima Ulama Jilid 2 (Foto: Raga Imam/kumparan)
Lebih lanjut, Rizieq mencontohkan politik identitas tidak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia. Misalnya, kemerdekaan Indonesia lahir dari sebuah politik identitas.
ADVERTISEMENT
Rizieq menjelaskan bagaimana Bung Tomo menggerakkan santri demi perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda.
"Tatkala Bung Tomo meminta fatwa ulama dan menggerakkan santri dengan takbir melawan NICA di Surabaya, juga dengan politik identitas," kata dia.
"Dengan ke hutan bergerilya juga melakukan politik identitas," lanjut Rizieq.
Ia juga menceritakan bagaimana saat Bung Karno menandatangai UUD 1945 dan mengeluarkan dekrit Presiden 1959 juga merupakan bagian dari politik identitas.
"Tatkala Pak Harto bersama TNI dan ulama Islam membasmi PKI juga merupakan politik identitas," tutur dia.
Konferensi Pers Ijtima Ulama Jilid 2 (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Ijtima Ulama Jilid 2 (Foto: Raga Imam/kumparan)
Yang terbaru, lanjut Rizieq, politik identitas terjadi di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017. Saat itu, ulama dan umat Islam melakukan politik identitas demi menjunjung tinggi Al-Quran.
ADVERTISEMENT
"Ulama dan umat Islam juga melakukan politik identitas untuk menjunjung tinggi ayat suci di atas ayat konstitusi. Agar konstitusi negara dan semua turunan perundang-undangannya selalu terjaga dan tidak bertentangan dengan ayat ilahi," kata Rizieq.
"Alhamdulillah, Allah SWT memberikan kemenangan yang besar dan nyata di ibu kota Jakarta," jelas dia.