RS Siti Khodijah Tolak Tuduhan Perawat Suntik Jasad Pasien

30 Januari 2018 18:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasus viral suster suntik mayat (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kasus viral suster suntik mayat (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
RS Siti Khodijah (RSSK) Sidoarjo memberikan klarifikasi video viral soal keluarga pasien yang menuduh perawat memberikan suntikan kepada pasien yang telah meninggal. RSKK membantah semua tuduhan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap agar semua pihak tidak terpengaruh dengan video tersebut, karena semua itu tidak benar. Kembali saya katakan, video tersebut berusaha menjatuhkan nama rumah sakit." kata kuasa hukum RSSK Sidoarjo, Masbuhin saat jumpa pers di aula rumah sakit, Selasa (30/1).
Pihak manajemen rumah sakit berharap kepada semua pihak untuk tidak terpengaruh terhadap video yang viral itu. Masbuhin mengatakan tidak ada penelantaran pasien. Semua pasien di Rumah Sakit Siti Khodijah dipastikan dirawat secara layak sesuai standar prosedur.
"Semua pasien di sini kami jamin mendapat pelayanan yang layak. Tidak ada yang terlantar. Data rekaman medis ada kok sesuai waktunya," lanjutnya.
Menurutnya, berdasarkan catatan dari rumah sakit, pasien Supariyah masuk ke RS pada tanggal 20 Desember 2017 dan dirawat di ruang Paviliun Multazam.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 21 Desember 2017 pukul 22.00 WIB, pasien diperiksa oleh perawat. Pasien dibangunkan untuk dicek denyut nadi, pernapasan, dan diberikan injeksi obat vomceran dan OMZ.
"Setelah itu dokter Hamdan melakukan pemeriksaan langsung ke Supariyah. Pemeriksaan ini merupakan lanjutan berdasarkan catatan perawat sebelumnya," kata Masbuhin.
Dari catatan tersebut diketahui terdapat penyumbatan pembuluh darah. Dan pasien dipastikan masih dalam kondisi hidup.
Kasus viral suster suntik mayat (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kasus viral suster suntik mayat (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Pukul 22.35 WIB, dokter Hamdan memeriksa pasien lain. Sekitar 10 menit kemudian, keluarga pasien menghubungi perawat karena kondisi pasien tiba-tiba memburuk.
Dokter Hamdan kembali memeriksa dan diketahui jantung sudah tidak berdenyut, tensi tidak terukur, nadi tidak teraba, hingga terpaksa dilakukan tindakan pijat jantung. Sayangnya upaya tersebut tidak berhasil menyelamatkan pasien.
ADVERTISEMENT
Jadi, lanjut Masbuhin, tidak ada tindakan perawat di RSSK yang menyuntik pasien yang sudah meninggal. Perawat juga melakukan pemeriksaan sebelum memberikan suntikan.
Keterangan yang disampaikan pihak rumah sakit ini memang berbeda dengan yang disampaikan oleh pihak keluarga, baik soal kronologi dan penanganan rumah sakit terhadap pasien.
Keluarga pasien sebelumnya mengatakan pihak rumah sakit tidak melayani pasien sesuai prosedur. Selain itu perawat juga menyuntik pasien tanpa tahu kalau ternyata pasien tersebut sudah meninggal.
Diawali video viral
Sebuah video yang menunjukkan kemarahan keluarga pasien kepada dokter dan perawat di RS Siti Khodijah, Taman, Sidoarjo viral di media sosial. Keluarga pasien marah karena menilai rumah sakit tidak menangani pasien dengan benar.
Dalam video itu terdengar suara laki-laki yang bercerita bila dia sudah meminta seorang perawat untuk segera menghubungi dokter. Namun dokter tak kunjung datang, justru hanya perawat yang datang lalu menyuntik pasien.
ADVERTISEMENT
Keluarga ini menduga ketika perawat datang menyuntik, ibu mereka telah tiada. Dengan kata lain perawat itu menyuntik pasien yang ternyata sudah meninggal tanpa melakukan pemeriksaan lebih dulu.
Mereka geram karena perawat tak memberikan tindakan lebih serius ketika kondisi pasien sudah memburuk.