Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Rusia Upayakan Kedatangan Putin ke Indonesia Tahun Depan
18 Desember 2018 17:39 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB

ADVERTISEMENT
Pemerintah Rusia tengah mengupayakan kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Indonesia tahun depan. Kedatangan Putin diharapkan bisa membantu semakin meningkatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Rusia.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap Presiden (Putin) bisa ke Indonesia tahun depan," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva kepada wartawan di kediamannya di Jakarta, Selasa (18/12).
Sebelumnya Putin dijadwalkan mengunjungi Jakarta pada tahun ini, namun batal dilakukan. Persiapan kunjungan Putin bahkan menjadi salah satu agenda pembicaraan dalam pertemuan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menlu Sergei Lavrov di Moskow Maret lalu.
Tidak diketahui alasan pembatalan kunjungan Putin tersebut. Namun walau tidak jadi ke Indonesia, Putin dan Presiden Joko Widodo sempat bertemu di sela KTT ASEAN di Singapura November lalu.
"Indonesia adalah negara yang sangat penting bagi Rusia. Tahun ini ada perkembangan positif dalam hubungan bilateral," kata Vorobieva.

Vorobieva mengatakan kerja sama Rusia dan Indonesia yang erat berbuah peningkatan nilai dagang hingga 25 persen pada 2017 dibanding 2016, yaitu USD 3,2 miliar. Agustus lalu, Rusia membuka penerbangan langsung Moskow-Denpasar untuk memfasilitasi wisatawan Negeri Beruang Merah ke Bali.
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2018, upaya meningkatkan kerja sama terus digalang kedua negara, dari perdagangan hingga keamanan. Rusia juga mendukung Indonesia di kancah internasional.
"Kunjungan Menlu Indonesia ke Moskow Maret tahun ini salah satunya soal dukungan terhadap keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan PBB, dan terpilih," ujar Vorobieva.
Jika kunjungan Putin terlaksana tahun depan, diharapkan akan semakin membuka peluang yang lebih besar lagi.
"Banyak area yang bisa dijelajahi bersama. Beberapa area baru kerja sama, seperti teknologi tinggi, penerbangan, mesin, energi, hingga nuklir," kata Vorobieva lagi.