Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Saat 36 Diplomat Indonesia 'Nyantri' di Gontor
12 April 2018 18:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Sebanyak 36 diplomat muda Kementerian Luar Negeri menjadi santri Pondok Pesantren Gontor mulai 12 hingga 16 April mendatang. Mereka akan dibekali ilmu agama Islam yang akan disampaikan oleh para kiai dan ustaz dalam sebuah program bertajuk 'Diplomat Nyantri'.
ADVERTISEMENT
Program "Diplomat Nyantri' ini diinisiasi oleh Direktur Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Kemlu, M. Aji Surya. Diharapkan, para diplomat yang menjadi peserta ke-60 Sesdilu ini mampu memahami Islam dan pesantren dalam khazanah kehidupan bangsa Indonesia. Mereka juga dituntut menjadi diplomat zaman now yang kaki dan pikirannya menapak di bumi Nusantara.
"Ini saatnya para diplomat merasakan denyut yang ada di grassroot. Inilah kesempatan baik untuk mereka belajar tentang hal-hal yang berkembang di masyarakat, termasuk tentang santri," ungkap Salman Al Farisi, Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Kemlu, selama acara pembukaan program "Diplomat Nyantri", Kamis (12/4).
Adapun diplomat yang mengikuti program nyantri ini adalah mereka yang akan masuk dalam pendidikan tingkat madya. Rata-rata dari mereka berumur 34-36 tahun.
ADVERTISEMENT
Selama sekali atau dua kali tugas ke luar negeri, di antara para diplomat ini kerap dihadapkan dengan berbagai macam pertanyaan, salah satunya adalah soal Islam. Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, tentu masyarakat luar negeri banyak yang ingin tahu bagaimana Islam di negeri ini.
Selama 4 hari ke depan, para diplomat muda ini akan berbaur bersama santri Pondok Pesantren Gontor. Selain belajar, mereka juga akan diminta memberikan pengajaran bagi para santri Gontor tentang materi diplomasi.
"Kita juga bisa sharing dengan para diplomat. Mudah-mudahan bisa tentang wawasan keislaman paling tidak, dan juga wawasan lainnya. Supaya mereka saling dekat dan tidak salah paham tentang Islam," ungkap Rektor UNIDA Gontor, Prof. Amal Fathullah, selepas pembukaan acara 'Diplomat Nyantri'.
ADVERTISEMENT
Ketua kelas dari Sesdilu ini, Hendra (35), mengaku sudah mempersiapkan diri untuk program nyantri ini selama dua bulan.
"Kita sudah siapkan bahan-bahannya, nanti kita akan presentasi, juga sharing pengalaman kita menjadi diplomat dan isu-isu internasional baik yang menjadi perhatian pihak Gontor maupun Kemlu," ujar Hendra.
Hendra mengaku antusias dengan program baru ini. Menurutnya, ini adalah wujud keseriusan Kemlu mengetahui lebih dekat apa yang menjadi perhatian masyarakat.
"Sesuai tagline Sesdilu 60, "diplomat zaman now", bahwa diplomat yang sekarang bukan lagi, diplomat yang istilahnya mengukir langit. Tapi diplomat juga tahu apa yang dibutuhkan masyarakat," lanjut dia.
Selain Hendra, salah satu peserta bernama Ririn (35) juga mengaku sangat antusias. Dia telah menunggu-nunggu untuk bisa terlibat dalam program nyantri ini.
ADVERTISEMENT
"Terus terang pesantren adalah hal baru buat saya. Saya antusias banget, saya ingin tahu kehidupan di pesantren seperti apa. Ngajar juga pengalaman baru buat saya," pungkas Ririn.