Saat Baliho Masinton Jadi Bahan Gunjingan Anak Jaksel

10 April 2019 13:01 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat Peraga Kampanye yang terpasang di pohon daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Faisal Rahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alat Peraga Kampanye yang terpasang di pohon daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Faisal Rahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Alat peraga kampanye (APK) makin bertebaran di seluruh penjuru negeri jelang Pemilu 2019 yang dihelat 17 April mendatang. Tak terkecuali di jalanan ibu kota.
ADVERTISEMENT
Baliho dan spanduk calon legislatif semakin sesak memenuhi sudut-sudut kota. Bahkan, ada yang menganggap APK-APK itu sudah menganggu.
Penggunaan APK ini dimanfaatkan betul oleh calon anggota DPR RI Fraksi PDIP Masinton Pasaribu di Dapil 2 DKI Jakarta. Baliho dan spanduk dengan wajah Masinton berpakaian merah banyak terdapat di wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya.
Berdasarkan pantauan kumparan, spanduk dan baliho Masinton banyak ditemukan di wilayah Jaksel. Dari wilayah Pasar Minggu, Lebak Bulus hingga Bintaro. Namun ada juga spanduk caleg lain seperti milik politikus PSI Tsamara Amany dan politikus PDIP Eriko Sotarduga.
Di Twitter, soal baliho Masinton yang berjejal ini jadi bahan pembicaraan dan gunjingan anak Jaksel. Bahkan ada yang menjadikan baliho Masinton sebagai patokan tempat naik ojek online. Ada-ada saja.
ADVERTISEMENT
Lalu apa respons Masinton melihat fenomena ini?
“Saya nggak tahu teknis pemasangannya..Yang masang itu relawan-relawannya. Saya cuma memasang di tempat yang bisa dilihat masyarakat. Dari di pinggir jalan, sampai kampung kampung,” ungkap Masinton kepada kumparan, Rabu (10/4).
Alat Peraga Kampanye yang terpasang di pohon daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Faisal Rahman/kumparan
Namun ia tidak merasa risih dengan nyinyiran netizen terkait hal ini.”Tugas saya memperkenalkan diri melalui alat peraga kampanye,” tutur dia.
Yang menjadi catatan Masinton, APK bukanlah yang utama. Baginya, pendekatan secara langsung ke warga adalah kunci kemenangan.
“Itu cuma salah satu aja alat dan sarana saja. Selanjutnya adalah intensitas ketemu langsung dengan masyarakat. itu jauh lebih diutamakan,” ungkap dia.
Alat Peraga Kampanye yang terpasang di tembok daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Faisal Rahman/kumparan