Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Said Aqil: Kehadiran Gus Yahya di Israel Tak Terkait PBNU
12 Juni 2018 20:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kami PBNU menyatakan bahwa kehadiran Kiai Yahya Staquf atas nama pribadi, sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," ucap Said Aqil dalam pesan singkat, Selasa (12/6).
Said Aqil mengatakan PBNU sejak dulu dan seterusnya berpihak pada Palestina yang dizalimi Israel, karena itu PBNU tidak pernah berpihak pada Israel. Justru PBNU mendesak agar ditegakkan keadilan atas Palestina .
"Kita semua menyuarakan pada dunia internasional terutama kepada PBB dan terutama sekali kepada Amerika, hendaklah mari kita tegakkan keadilan. Mari kita dukung Palestina dalam merebut kemerdekaannya dan mendapatkan haknya sebagai bangsa yang merdeka," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Sampai kapan pun PBNU akan memperjuangkan kemerdekaan untuk Palestina," tegasnya.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengatakan hal yang serupa. MUI menolak kehadiran Gus Yahya yang juga Wantimpres itu, dan menyebutnya sebagai sikap yang tidak terkait MUI dan PBNU.
"Masalah Kiai Yahya itu tidak ada kaitannya dengan MUI apalagi PBNU. Kita tidak memberikan atau mendukung yang dilakukan oleh Yahya Staquf," kata Ma'ruf Amin di kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa (12/6).
Begitu juga dengan Presiden Jokowi yang menolak kehadiran Gus Yahya dianggap sebagai representasi Wantimpres. "Itu adalah urusan pribadi. Beliau kan sudah menyampaikan itu urusan pribadi. Pak Kiai Haji Yahya Staquf karena dia diundang berbicara di Israel," kata Jokowi di Istana Bogor, Selasa (12/6).
ADVERTISEMENT
Kehadiran Gus Yahya itu menuai kontroversi karena dianggap berpihak pada Israel dengan bersedia hadir dan berdialog dengan organisasi Yahudi radikal. Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyebut dialog dengan komunitas Yahudi itu tidak dibutuhkan.
Sementara Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, membela kakaknya yang dibully di media sosial gara-gara hadir berdialog dengan organisasi Yahudi tersebut.
"Lebih baik mana, pergi ke Tanah Suci untuk melarikan diri atau ke tanah zionis untuk mengusahakan perdamaian?" ucap Gus Yaqut.