Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Said Iqbal, Orator Demo Buruh di Balai Kota yang Kini Puji Anies-Sandi
29 Januari 2018 15:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Pendukung yang kritis, begitu mungkin gambaran sosok Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam menyikapi kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Pernah 'garang' saat mengerahkan ribuan buruh mendemo Anies-Sandi terkait nasib buruh, tapi tiba-tiba memuji kedua pemimpin DKI itu di kesempatan lain. Pimpinan buruh se-Indonesia itu memiliki sejarah yang panjang dengan Anies-Sandi.
Jauh sebelum Anies-Sandi memimpin DKI, Said Iqbal dekat dengan keduanya bahkan ikut mendukung Anies-Sandi sejak masa kampanye Pilgub DKI. Dukungan Said untuk Anies-Sandi bermula saat Said hadir di acara "Deklarasi Dukungan Buruh di Jakarta untuk Anies-Sandi" pada April 2017.
Saat itu, ia bersama 13 organisasi buruh lain di Jakarta menandatangani kontrak politik dengan Anies-Sandi. Kontrak politik tersebut berisi janji Anies dan Sandi menolak upah murah bagi para buruh di DKI yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan yang dianggap terlalu rendah.
ADVERTISEMENT
Ada 10 kontrak politik yang ditandatangani oleh para buruh tersebut. Beberapa poin dalam kontrak politik itu di antaranya menetapkan upah sektoral dan struktur skala upaha sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No 13/2003 dan subsidi kepemilikan tempat tinggal murah di Jakarta (rusunami) untuk buruh bekerja dan berdomisili di wilayah DKI Jakarta dengan DP Rp 0.
Beberapa bulan kemudian, Anies-Sandi terpilih dan resmi menjadi gubernur dan wakil gubernur. Terpilihnya pasangan yang diusung oleh Gerindra dan PKS itu, bertepatan dengan bulan penentuan Upah Minimal Provinsi (UMP) bagi buruh di DKI.
Proses penentuan UMP berjalan alot. Sebab pihak serikat pekerja atau buruh memiliki hitungan sendiri. Buruh menginginkan UMP DKI Jakarta 2018 sebesar Rp 3,9 juta berdasarkan hitungan survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
ADVERTISEMENT
Selain sesuai dengan KHL, permintaan UMP tersebut, juga untuk menagih janji Anies-Sandi yang tak akan menentukan besaran UMP sesuai dengan PP 78/2015.
Pada 1 November 2017, akhirnya Anies mengumumkan UMP di DKI naik menjadi Rp 3,6 juta per bulan, sesuai dengan PP Nomor 78 tahun 2015.
Merespons hal itu, Said Iqbal mengerahkan buruh dalam aksi unjuk rasa pada 10 November 2017. Aksi tersebut dilakukan untuk menolak keputusan Pemprov DKI soal UMP 2018 yang dianggap terlalu rendah.
Tak tanggung-tanggung, dalam orasinya di depan Balai Kota, Said juga merobek kertas yang berisi kontrak antara Anies, Sandi, Iqbal, dan perwakilan buruh lainnya di Jakarta.
"Kita melakukan perjuangan untuk memenangkan Anies-Sandi semata mata hanya satu yang kita inginkan, lahirnya pemimpin yang jujur, tidak berbohong, tidak khianat, pemimpin yang mau memenuhi janjinya dan pemimpin yang mau bersama sama rakyat dan orang-orang terpinggirkan tanpa retorika basa basi," jelas Said.
ADVERTISEMENT
"Kami nyatakan cabut mandat Anies-Sandi, hanya permainan kata-kata saja untuk menyenangkan hati kaum buruh," sambung dia.
Sementara itu, Anies dan Sandi berdalih, penentuan UMP tersebut sudah signifikan dan sesuai karena sudah direkomendasikan Dewan Pengupahan yang berasal dari unsur pemerintah dan pengusaha.
"Kenaikannya cukup signifikan, dan Kamis sudah melihat dari KHLnya loncatnya jauh dari Rp 3,1 (juta) ke Rp 3,648 (juta)," ujar Sandi di Balai Kota, Jumat (3/11).
Sedangkan Anies mengatakan, Pemprov DKI telah memberikan kompensasi terhadap para buruh di DKI berupa subsidi pangan dan transportasi.
Nah, sejak saat itu, hubungan antara Said Iqbal dengan Anies-Sandi merenggang. Sebab, Said dan para buruh lainnya di Jakarta merasa dikhianati dengan keputusan penentuan UMP tersebut.
ADVERTISEMENT
Dua bulan berselang, Said Iqbal bertemu dengan Sandiaga lagi di sebuah acara. Tepatnya, keduanya bertemu saat Sandi melakukan kunjungan ke RW 03 Kalisari, Jakarta Timur, Minggu (28/1).
Dalam sambutannya, Sandi menyanjung Said dengan menyebutnya sebagai sahabat Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
"Di sini ada tokoh masyarakat kita yang disebut presiden karena beliau ini spesialis demo di Balai Kota. Haji Said Iqbal. Hidup buruh! Beliau luar biasa, orator dan sahabat saya. Yang paling penting sahabat Pak Prabowo.
Sementara Said Iqbal yang vokal mengkritisi kebijakan UMP Anies-Sandi, justru kini memberikan pujian. Ia bahkan sempat menyebut Sandi sebagai orang pintar dan terkaya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Senyum, senyumnya menghanyutkan. Kedatangan beliau menghangatkan. Sabtu-Minggu enggak pernah di rumah. Karena beliau baik banget. Proposal aja ditandatangani semua," tambahnya.
Sandi terlihat khidmat dan mengangguk-angguk saat mendengar sambutan dari Said. Sambil tersenyum, Sandi menjawab seluruh permintaan Said untuk menyejahterakan warga Jakarta.
"Siap presiden!" ucapnya, semangat.