Sandi Kritik Harga Sembako Naik: Capres 2019 Ditentukan Emak-emak

12 Juli 2018 11:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno di Pasar Senen. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di Pasar Senen. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjadi pembicara dalam kuliah umum terkait wawasan ekonomi di Universitas Negeri Jakarta. Dalam pemaparannya, Sandi menyebut dalam perekonomian banyak kejadian tak terduga dapat terjadi.
ADVERTISEMENT
"Seperti lebaran kemarin kita bisa patahkan kenaikan harga. Tapi baru saja itu, dolar yang mendekati Rp 15 ribu (menyebabkan) semua harga naik," kata Sandi di UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (12/7).
Momen kenaikan harga ini, kata Sandi, merupakan kesempatan bagi ibu-ibu untuk memilih calon presiden di Pilpres 2019 yang mampu menekan kenaikan harga pangan. Sandi berharap agar para capres memiliki program yang berdampak nyata, yang dapat dirasakan langsung oleh ibu-ibu.
"Pilpres 2019 harus menjadi referendum ekonomi nasional. Calon (presiden) harus punya dampak yang dapat dirasakan. Pilpres ini mungkin akan dimenangkan emak-emak, siapa nanti calon yang bisa mengambil hati emak-emak," ujarnya.
Lebih lanjut, Sandi mengungkapkan kenaikan dollar sangat berdampak terhadap harga daging ayam dan telur. Bahkan Sandi mengaku kaget kenaikan dolar juga berdampak terhadap kenaikan harga cabai.
ADVERTISEMENT
"Semua harga naik. Saya tahu ayam dan telur naik karena ada hubungannya dengan dolar. Tapi saya kaget cabai juga naik," ungkapnya.
Sehingga untuk menekan kenaikan harga, Pemprov DKI akan melakukan gerakan 'Kegerus', yang merupakan kepanjangan dari keroyok, gerilya, dan urai satu per satu untuk mengatasi kenaikan harga bahan pokok.
"Keroyok, kita harus punya tim yang kuat, cluster pangan kita keroyok. Gerilya lapangan kita harus pantau pasokan pangan sehingga harga stabil," paparnya.
"Urai satu-satu, pastikan kecukupan dan distribusi kitab urai satu-satu siapa yang menyumbang inflasi, siapa manajemen pangan supaya stok kita terjaga," pungkasnya.