Sandi Sebut Putus Cinta Jadi Salah Satu Penyebab Gangguan Jiwa

28 Februari 2018 21:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno di Balai Kota (Foto: Mohammad Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di Balai Kota (Foto: Mohammad Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno menyebut ada sekitar 4 ribu warga di DKI yang terindikasi mengalami gangguan jiwa. Merujuk data yang dihimpun melalui Program "Ketuk Pintu Layani Dengan Hati", salah satu pemicunya adalah putus cinta.
ADVERTISEMENT
Namun data tersebut masih harus terus dikembangkan, sebagai dasar untuk menentukan kebijakan terkait penanganannya.
"Putus cinta ada, banyak, tapi kita enggak bisa melihat, karena itu perlu penelitian. Nanti kita akan fokusnya ke penelitian supaya kebijakan kita berbasis data. Datanya dari mana? Dari penelitian," papar Sandi di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (28/2).
Selain masalah asmara, lanjut Sandi, ada banyak hal lainnya yang bisa jadi pemicu gangguan jiwa. Mulai dari masalah ekonomi hingga stres dan depresi.
"Himpitan ekonomi, sosial, stres, ada yang percintaan, ada yang depresi. Paling banyak (karena masalah) sosial dan ekonomi, serta keputusasaan," papar Sandi.
Sandi menyebut Pemprov sudah bekerja sama dengan profesor dari Harvard Medical School, Boston, Amerika, untuk menyiapkan Jakarta Institute for Mental Health (JIMH). Program tersebut bertujuan memberikan perawatan bagi penderita gangguan jiwa.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Sandi tetap mengimbau masyarakat untuk mengenal sejak dini tanda-tanda gangguan jiwa. Mulai dari sikap kerap menyendiri, hingga sering terlihat bersedih hati.
"Kenali (ciri-ciri) gangguan jiwa, mulai dari suka menyendiri, suka galau-galau, suka senyum-senyum sendiri, suka sedih. Depresi, enggak mau ketemu orang, itu salah satu yang kelihatan dengan mata," ucapnya.
"Jadi kita harus kenali dan sosialisasi ke masyarakat. Itu yang jadi PR buat kita untuk mengatasi gangguan kejiwaan ini. Hati-hati," pungkas Sandi.