Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Santri yang Kejang Usai Imunisasi Tidak Disebabkan Vaksin Difteri
15 Februari 2018 12:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Puluhan santri Pondok Pesantren Al Falah di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mual dan kejang-kejang usai disuntik vaksin difteri oleh petugas Puskesmas Kadur pada Sabtu (10/1). Mereka lalu dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit setempat.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, Oscar Primadi, menegaskan sakit yang diderita para santri madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA) di ponpes itu adalah reaksi dari ketakutan mereka. Kondisi mereka yang belum sarapan juga diduga mempengaruhi.
"Kejadian yang terjadi adalah reaksi ketakutan dari para santriwati setelah divaksinasi dan kondisi santriwati yang belum makan pagi maupun setelah diimunisasi. Tidak ada hubungannya dengan vaksin," ujar Oscar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/2).
"Kami imbau, sebelum dan sesudah imunisasi para santri jangan lupa makan. Tidak perlu cemas atau takut, usahakan tenang. Jangan lupa berdoa sebelum disuntik,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ada 501 orang santri Ponpes Al Falah yang mengikuti imunisasi difteri oleh petugas Puskemas Kadur. Vaksin difteri yang dipakai untuk menyuntik mereka terdiri dari 58 vial (botol penampung cairan vaksin).
"Berdasarkan pemantauan Dinkes Provinsi Jawa Timur, kondisi vaksin tidak ada yang kedaluwarsa. Dan suhu lemari es sesuai standar yaitu 2 sampai 8 derajat celcius," ucap Oscar.
Sebagian besar santri yang sempat dirawat di rumah sakit dan puskesmas setempat kini sudah dipulangkan. "Sementara itu, outbreak response immunization (ORI) difteri di Desa Kadur akan dijadwalkan kembali. Dan monitoring tetap dilakukan kepada pasien yang masih dirawat," pungkas Oscar.