Saudi Kerahkan Buzzer di Twitter Hadapi Kritik Kasus Jamal Khashoggi

21 Oktober 2018 8:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jamal Khashoggi. (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Jamal Khashoggi. (Foto: REUTERS)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengerahkan pasukan buzzer dan intelijen untuk menanggulangi serangan opini negatif setelah disudutkan oleh kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Laporan The New York Times pada Sabtu (20/10) menyebutkan jika para buzzer bertugas meredam persepsi negatif terhadap pemerintah Saudi yang banyak bermunculan di media sosial seperti Twitter.
ADVERTISEMENT
Reuters mengutip laporan The New York Times yang mengungkapkan pengerahan pasukan buzzer Saudi di dunia maya yang dikendalikan oleh sebuah lembaga berbasis di ibu kota Riyadh.
Upaya pengerahan buzzer dan intelijen di dunia maya jamak dilakukan oleh otoritas Saudi sejak tahun 2010. Operasi pemantauan aktivitas dunia maya yang berkaitan dengan citra Saudi dijalankan oleh Saud al-Qahtani yang menjabat penasehat Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Qahtani sendiri menjadi salah satu pejabat intelijen yang dipecat Pangeran Mohammed setelah munculnya kasus pembunuhan Khashoggi.
Twitter enggan mengeluarkan pernyataan ketika dikonfirmasi. Sementara Kedutaan Besar Inggris di Amerika Serikat belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dugaan pengerahan buzzer dan intelijen.
Kritik keras terus menyudutkan otoritas Saudi akibat kasus pembunuhan Khashoggi. Jurnalis senior yang merupakan kolumnis kantor berita Washington Post ini disebut meninggal akibat perkelahian ketika berada di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Laporan lain menyebutkan bahwa terdapat operasi khusus dari pemerintah Saudi untuk membunuh Khashoggi yang mayatnya belum ditemukan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT