Sejarah Berdarah AR-15, Senjata Pembunuh Para Siswa di Florida

15 Februari 2018 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko senjata di Amerika. (Foto: AFP/Cengiz Yar, Jr.)
zoom-in-whitePerbesar
Toko senjata di Amerika. (Foto: AFP/Cengiz Yar, Jr.)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penembakan sekolah kembali terjadi di Florida, Amerika Serikat dan menewaskan 17 orang. Pelaku, Nikolaus Cruz (19), menggunakan senapan serbu AR-15 untuk melancarkan aksi brutalnya.
ADVERTISEMENT
Menurut asosisi produsen senjata api yang melobi ketat aturan penjualan senjata di AS, National Rifle Association (NRA), AR-15 adalah senapan paling populer di negara itu. Senapan ini selain digunakan untuk olahraga, juga memiliki reputasi gelap sebagai senjata pembunuh massal.
Sebut saja kasus yang terjadi di SD Sandy Hook, Connecticut pada 14 Desember 2012 lalu. Seorang pria bermodalkan AR-15 menewaskan 27 orang, menjadikannya salah satu insiden penembakan paling mematikan dalam sejarah AS.
Tak cuma itu, AR-15 juga digunakan dalam insiden penembakan di California pada 2 Desember 2015 yang merenggut 14 nyawa. Paling parah, AR-15 digunakan untuk membunuh 58 orang dalam penembakan di Las Vegas pada 2 Oktober 2017.
Semua kasus pembunuhan massal tersebut memiliki satu persamaan, yakni senapan AR-15.
Senjata AR-15. (Foto: armalite.com)
zoom-in-whitePerbesar
Senjata AR-15. (Foto: armalite.com)
ADVERTISEMENT
Semi Otomatis
AR-15 alias ArmaLite Rifle-15 ialah jenis senapan semi otomatis ringan yang menembakkan peluru berkaliber .223 atau 5,56 x 45 milimeter dengan kecepatan tinggi . Peluru AR-15 dapat menyebabkan luka yang lebih parah dibandingkan yang disebabkan oleh senapan besar.
Pada 1950, AR-15 buatan Colt's Manufacturing Company menjadi senapan revolusioner di medan perang. Senapan itu pun ditawarkan pada lembaga militer nasional yang ingin beralih ke senapan dengan akurasi lebih baik.
Colt's kemudian meyakinkan militer AS untuk mengganti M-14 ke M-16, yang memiliki banyak fitur serupa dengan AR-15.
Pada tahun 60-an, Colt's mulai menjual AR-15 pada masyarakat sipil. Bukan tanpa alasan, penjualan ini terinspirasi oleh tingginya minat terhadap senapan M16 yang digunakan militer AS. AR-15 pun laku keras karena memberikan sensasi berada di tengah medan perang.
ADVERTISEMENT
"Banyak remaja laki-laki di AS yang tidak dapat bergabung dalam militer tapi sebagai laki-laki mereka merasa harus berjuang. Memiliki senapan menjadi paspor untuk merasakannya," ujar Tom Diaz penulis The Last Gun, dilansir The New York Times.
Akan tetapi AR-15 tidak dapat disamakan dengan M16. Selain perbedaan penggunaan, M16 dapat menjangkau target dalam jangkauan 548 sampai 731 meter. Sedangkan jangkauan AR-15 tergantung pada penyesuaiannya.
Mudah Dimodifikasi
Pada 1994, model AR-15 sempat dilarang oleh pemerintah di bawah Federal Assault Weapons Ban. Namun pada 2004, UU tersebut tak lagi berlaku di bawah pemerintahan mantan Presiden George W Bush.
Setelah kembali dijual, AR-15 kian diminati. Mengutip Think Progress, Kamis (15/2), AR-15 menjadi jenis senapan paling populer di AS.
ADVERTISEMENT
Tercatat pada 2014, setidaknya 9 juta orang menggunakan senapan tersebut dengan estimasi ada 5 hingga 8 juta variasi AR-15 di AS. Salah satu varian AR-15, AR-556, dihargai senilai USD 849 atau sekitar Rp 12 juta.
Laman resmi NRA menulis, senapan AR-15 menjadi favorit karena sangat mudah dimodifikasi.
"Kebanyakan orang awam mudah mempelajari cara memasang aksesoris seperti grip yang memungkinkan pengguna memegang senapan setara pinggang, memuntahkan peluru sambil menstabilkan senapan, dan menambah kapasitas magasin," jelas NRA, dikutip dari USA Today.
Selain itu, senapan tersebut mampu menembakkan 100 peluru bahkan lebih, hanya dalam hitungan menit.
"(AR-15) akurat dan mampu menembak secepat Anda menarik pelatuk," imbuhnya.