news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejarah Rudal Anti-Satelit yang Hanya Dimiliki Empat Negara

27 Maret 2019 17:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi senjata Anti-Satelit. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi senjata Anti-Satelit. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri India baru mengumumkan keberhasilan mereka meluncurkan rudal untuk menghancurkan satelit di orbit Bumi. India boleh berbangga, karena sebelumnya hanya tiga negara yang punya senjata ini.
ADVERTISEMENT
Senjata ini mampu melesat ratusan kilometer hingga ke luar Bumi, menghancurkan satelit musuh. Tanpa satelit, musuh tidak akan bisa melakukan pemantauan dan mengganggu aliran komunikasi mereka.
Sebelumnya senjata rudal anti-satelit (ASAT) ini hanya dimiliki tiga negara, yakni Amerika Serikat, Rusia, dan China. Dikutip dari Reuters, teknologi tinggi serta risiko peluncurannya membuat rudal jenis ini sulit dibuat.
Uji Pertama
Uji pertama rudal ASAT dilakukan AS pada 1959, padahal ketika itu teknologi satelit masih baru dan langka.
Bold Orion. Foto: Wikipedia
Rudal yang digunakan AS bernama Bold Orion sebenarnya adalah rudal balistik berhulu ledak nuklir yang didaur ulang. Bold Orion diluncurkan dari pesawat pengebom dan mencapai jarak satelit Explorer 6 berada.
Pengujian berikutnya dilakukan Uni Soviet pada 1960 dan 1970-an. Rudal Soviet berhasil mencapai orbit dan menghancurkan satelit dengan bahan peledak.
ADVERTISEMENT
Pada 1985, AS menguji rudal ASAT lainnya AGM-135 yang diluncurkan dari jet tempur F-15, menghancurkan satelit Solwind P78-1.
Uji rudal ASAT AS pada 1985 Foto: Dok. US Air Force
Uji rudal berikutnya dilakukan China 20 tahun kemudian. Pada 2007, China masuk arena senjata antariksa dengan menghancurkan satelit cuaca mereka di orbit kutub Bumi. Penghancuran ini menciptakan 3.000 serpihan angkasa.
Pada 2008, AS kembali melakukan uji tembak ASAT menggunakan rudal SM-3 dari kapal perang. Dalam uji kali ini, AS menghancurkan satelit mata-mata mereka yang sudah tidak terpakai.
Sampah Angkasa
Pengujian rudal ASAT bisa menyebabkan sampah angkasa berupa ribuan puing-puing satelit di orbit. Di angkasa, puing-puing padat ini bisa bergerak lebih cepat dari peluru.
Stasiun Angkasa Internasional sampai harus rutin mengatur orbitnya untuk menghindari menabrak puing-puing ini.
Puing di angkasa Foto: NASA
Uji China pada 2007 dianggap yang paling merusak. Karena satelit yang dihancurkan ada di ketinggian lebih dari 300 meter, banyak puing yang masih bertahan di orbit.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan uji ASAT AS pada 2008. Satelit sasaran berada di orbit terendah, menyebabkan puing-puing jauh ke Bumi dan terbakar ketika masuk atmosfer.
Kementerian Luar Negeri India mengatakan uji ASAT mereka juga dilakukan di lapisan dalam atmosfer agar tidak banyak sampah angkasa. Satelit yang mereka tembak akan jatuh ke Bumi dalam beberapa pekan.