Sejarawan: Illuminati Tidak Berbahaya bagi Agama Mana pun

15 Juni 2019 12:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Illuminati. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Illuminati. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pusat Dakwah Islam Jawa Barat di Bandung terlihat sedikit berbeda di Senin (10/6) pagi. Lebih penuh dan lebih berisik.
ADVERTISEMENT
Sekelompok massa berbondong-bondong ke tempat yang biasa disebut Pusdai tersebut untuk menikmati suguhan diskusi membahas isu yang hangat belakangan ini. Mereka kebanyakan adalah pendukung Ustaz Rahmat Baequni, seseorang yang menyebut desain Masjid Al-Safar di Tol Cipularang karya Ridwan Kamil mirip simbol iluminati.
Saat Gubernur Jawa Barat itu berupaya menjelaskan makna desainnya, seketika pengunjung diskusi heboh. Teriakan yang menunjukkan kurang respek terhadap pria yang akrab disapa Emil itu menggema.
“Bohooong,” demikian salah satu bunyi teriakan yang acap terdengar.
Ridwan Kamil (kiri) dan Utaz Rahmat Baequni di Masjid Al-Safar. Foto: nstagram/@ustadzrahmatbaequni
Sebenarnya suasana diskusi berjalan cukup santai. Emil dan Rahmat tampil dengan pandangannya tanpa terlihat ngotot. Sementara sang penengah diskusi yang merupakan Ketum MUI Jabar Rahmat Syafei juga tampil bijak.
Mereka memang berdebat. Mereka memiliki sudut pandang yang berbeda dalam melihat sesuatu. Emil dengan kajian arsitekturnya, sementara Rahmat yang selama ini dikenal sebagai penceramah yang gemar membawakan tema konspiratif seperti iluminati, Dajjal, dan sebagainya, membeberkan dalilnya.
ADVERTISEMENT
Diskusi memang telah selesai dengan damai. Namun, ada beberapa hal yang tersisa, yang menjadi pertanyaan banyak orang.
Taufik, marbut di Masjid Al-Safar Foto: Teuku Valdy/kumparan
Misalnya saja soal apakah illuminati itu identik dengan Dajjal, sosok yang familiar di benak umat Islam sebagai yang ditakuti, membawa fitnah, dan hal-hal negatif lainnya?
Atau pertanyaan lainnya. Benarkah orang-orang yang terafiliasi illuminati memusuhi kelompok agama tertentu? Sebut saja Islam, misalnya.
Untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kumparan mewawancarai Agus Setiawan. Dia adalah sejarawan Universitas Indonesia yang sempat mendalami isu illuminati.
Sejarawan UI, Agus Setiawan. Foto: Aulia Fauzi/kumparan
Agus Setiawan ditemui di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok, Jumat (14/6). Berikut wawancara lengkap kumparan dengan Agus:
Apa itu illuminati sejarah awalnya bagaimana?
Di dunia ini begitu banyak rahasia. Walaupun sekarang ini sudah banyak juga yang bukan lagi rahasia. Karena satu per satu mungkin orang mulai banyak tahu.
ADVERTISEMENT
Khusus illuminati menurut sumber sumber sejarah yang banyak diketahui di abad 18, organisasi ini bersifat rahasia. Baik dari tujuannya dan pergerakannya rahasia.
Organisasi rahasia ini dia sifatnya tertutup. Dia ingin ada kerapian gerakan, organisasi. kalau misalnya rahasia itu bocor keluar, bagaimana tujuan dan mencapai tujuan itu belum lagi selesai sudah terbongkar. Kalau sekarang misalnya illuminati itu rahasia saya kira sekarang sudah banyak orang yang tahu.
Artinya yang kasus kemarin di Bandung itu orang banyak tahu, bahkan publik umum tahu karena banyak akses keterbukaan informasi.
Ilustrasi Illuminati. Foto: Shutter Stock
Illuminati itu sendiri kalau menurut sumber yang ada merupakan bagian dari Bavaria. Para peneliti ya mereka orang Jerman pendirinya Adam Weishaupt, orang Jerman. Tapi penampakannya di anggota masyarakat itu adalah keterbalikan dari agenda pergerakan di belakang itu.
ADVERTISEMENT
Jadi saya kira itu sebuah kamuflase yang bagus. Misalnya saya jadi anggota jangan sampai terlihat saya punya agenda lain di masyarakat apalagi di pemerintahan. Jadi harus ditunjukkan hal-hal yang bersifat kedermawanan. Orang sampai enggak akan nyangka dia orang dari perkumpulan rahasia.
Ciri-cirinya bisa didefinisikan?
Dia itu dekat dengan masyarakat, suka berderma. Itu yang membuat orang tidak curiga. Zaman-zaman itu seorang elite di mana ketika otokrasi begitu kuat, raja begitu jauh dengan rakyatnya dan bangsawan tapi ada bangsawan yang begitu dekat pasti kan ada satu hal yang enggak lazim sebenarnya.
Raja di tahun-tahun itu mungkin otoriter, tapi kalau saya perhatikan kalau upaya dibandingkan dengan hal lain misalnya simbol-simbol itu dikaitkan dengan masing-masing agama. Yang tadinya dia mungkin sama sekali enggak bersentuhan dengan masalah agama awalnya.
ADVERTISEMENT
Kalau kita lihat misalnya Freemasonry dari satu peristiwa di mana ketika terjadi Perang Salib itu, kemudian tentara Eropa datang, kemudian menggali lagi sisa-sisa simbol orang di Yerusalem itu.
Kemudian di-trace lagi ke belakang sebenarnya berkaitan dengan ilmu-ilmu yang diambil dari Mesir kuno.
Illuminati ini organisasi yang lebih modern dari Freemasonry.
Kalau ramai yang di Bandung kemarin itu kan ramai karena dikaitkan dengan simbol-simbol ritualnya. Orang ramai melihat ramai keyakina Islam kan dikaitkan dengan Dajjal itu. Kalau yang saya tahu hadis dari Imam Muslim itu menarik. Dajjal itu dia matanya satu, matanya satu, itu dia mirip salah seorang sahabat Nabi, Abdul Musa bin Khoton.
Nah, Abdul Musa ini perawakannya dan seterusnya dianalogikan oleh Nabi seperti itu. Bahwa mata satu itu sesuai dengan prediksi Nabi bahwa Dajjal mata satu dan lain sebagainya itu berkembang.
ADVERTISEMENT
Saya kira walaupun beda dengan agama-agama lain, tetap dia (illuminati) ada ritualnya. ini menarik sih.
Ilustrasi Illuminati. Foto: Shutter Stock
Berarti, illuminati tidak memerangi agama mana pun?
Justru dia harus merangkul dulu. Jadi kalau kita lihat teori konspirasi menarik, beberapa revolusi di dunia yang terjadi itu kan sebenarnya ujungnya kekuasaan. Bahwa agama itu akhirnya dijadikan kendaraan untuk bisa merebut kekuasaan. Di sana kalau kita lihat semua berbeda. Tapi bahwa itu bisa mengubah kekuasaan itu beda lagi.
Ada jejak illuminati di Indonesia?
Illuminati ini kan lebih modern dan rahasia dari Freemasonry. Jadi kalau kemungkinan masuknya ada. Cuma catatan sejarahya menurut saya tidak eksplisit. Misalnya dengan terjadinya peralihan kekuasaan di Indonesia. Mungkin kalau kita lihat lebih dalam, karena selama ini kan yang kita lihat lebih ke arah konspirasi. Sementara kita sejarah harus bisa merekonstruksi masa lalu dengan data yang akurat.
ADVERTISEMENT
Jadi kalau katanya katanya, wah itu jangan sampai jadi menyesatkan.
Bagi sejarawan bagaimana meluruskan isu yang ada biar tidak termakan isu konspiratif? Seperti simbol Dajjal misalnya.
Jadi pertama kita harus hati-hati dalam mengaitkan atau membuat benang merah tentang organisasi rahasia dengan keyakinan agama. Misalnya Yahudi, banyak orang berpikiran dengan illuminati, kalau dari pokok ajarannya malah dalam beberapa hal berseberangan. Kecuali agama Yahudi yang sudah dimodifikasi. Yahudi awal itu buat orang Muslim itu suatu hal yang benar menurut Tuhan. Ada kitab Taurat dan seterusnya.
Tapi dalam perjalanannya keyakinan ini bersinkretis dengan keyakinan Mesir Kuno kemudian melahirkan tradisi Kabalah dan sebagainya. Kemudian bercampur lebih dan menyeleweng dari agamanya. Itu kan Fremansonry itu, kalaupun mau dibilang ada ritualnya.
Ilustrasi Illuminati. Foto: Shutter Stock
Karena memang kalau ada tujuannya merebut kekuasaan dengan cara apa pun semua agama tidak ada yang membenarkan.
ADVERTISEMENT
Artinya kekuasaan itu diperoleh dengan cara-cara sesuai kaidah yang berlaku. Misalnya kita menganut demokrasi, saya kira harusnya pada titik itu sangat sulit kekuasaan itu dapat direbut jalur kelompok terjadinya kemudian mengatur.
Harusnya ada pembeda yang jelas, tujuan-tujuan dan kelompok-kelompok garis keras sekalipun berseberangan dengan illuminati.
Kan sejumlah sumber bercerita tokoh tokoh ilmuan bersinergi dengan tokoh revolusi . Jadi upaya untuk mengirim manusia dari yang tadinya orang itu memusatkan pemikiran dengan agama, Tuhan menjadi sentral kemudian menjadi otak manusia.
Jadi semua logika itu seolah-olah dibuat terbalik dengan menggunakan ilmu pengetahun itu.
Jadi tokoh-tokoh di abad pertengahan itu seperti Galileo Galilei disebut menjadi pengikut illuminati.
Sehingga orang beralih dari percaya kepada Tuhan ke akal manusia. Itu jelas bertentangan dengan Katolik misalnya karena bersifat dogmatis. Dari situ akhirnya memang dunia melahirkan pemikir yang lebih ekstrem. Yang mempertentangkan agama dan lain-lain.
Ilustrasi simbol beberapa Agama. Foto: Shutter Stock
Illuminati berbahaya?
ADVERTISEMENT
Berbahaya untuk siapa? Menurut saya kalau untuk agama dan bersinggungan jelas berbahaya. Makanya orang ramai kan.
Karena simbol itu orang nganggepnya biasa. Yang awalnya luar biasa.
Orang khawatir dengan wacana yang bergerak bisa lewat revolusi dan sebagainya.
Menariknya menurut saya illuminati itu lebih memicu kemarahan orang-orang yang progresif, revolusioner, dan muda. Kalau tokoh tokoh tua itu biasanya sudah terekam pakem di kepalanya. Tapi kalau masih muda yang saya kira masih dinamis.