Selama Bulan Ramadhan Jumlah Sampah di Jakarta Meningkat 4 Persen

12 Juni 2018 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadis Lingkungan Hidup DKI Isnawa Adji (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kadis Lingkungan Hidup DKI Isnawa Adji (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat adanya peningkatan volume sampah sebesar 4 persen selama bulan Ramadhan. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Isnawa Adji, hal tersebut disebabkan oleh perubahan pola konsumsi selama bulan puasa.
ADVERTISEMENT
"Terjadi peningkatan tonase sampah sebesar 289 ton/hari atau meningkat 4 persen selama bulan Ramadan. Peningkatan disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat dengan meningkatnya konsumsi pada waktu berbuka puasa dan waktu sahur," ujarnya dalam keterangannya, Selasa (12/6).
Isnawa menyebut peningkatan tersebut dihitung dari jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sebesar 7.999 ton per hari. Jumlah tersebut meningkat 289 ton per hari jika dibandingkan di luar bulan Ramadhan yang hanya 7.710 ton per hari.
Menurutnya, jenis sampah yang mengalami peninhjatan yakni berupa rumah tangga, seperti sisa makanan, plastik, dan pembungkus makanan. Meski demikian, sampah itu dapat diatasi selama arus mudik berlangsung.
Gunungan sampah. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gunungan sampah. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Walaupun ada peningkatan timbunan sampah saat Ramadan, keadaan akan berbalik turun saat pra dan pasca-Lebaran (H-6 hingga H+6 Lebaran). Mengingat sudah dimulainya cuti bersama dan libur lebaran. Saat itu banyak warga yang pergi mudik," katanya
ADVERTISEMENT
Isnawa mengatakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7, H+8, H+9 dan H+10 lebaran. Setelah penanganan, timbunan sampah kembali normal. Sebab, petugas kebersihan telah kembali bertugas untuk membersihkan tumpukan sampah.
"Tukang gerobak yang sempat mudik juga sudah kembali bertugas, sehingga tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah rumah tangga mulai dikirim ke tempat penampungan sementara (TPS)," tutup Isnawa