Selamat Jalan, Ustaz Arifin Ilham

22 Mei 2019 23:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arifin Ilham. Foto: Facebook @K. H. Muhammad Arifin Ilham
zoom-in-whitePerbesar
Arifin Ilham. Foto: Facebook @K. H. Muhammad Arifin Ilham
ADVERTISEMENT
Indonesia kehilangan salah satu penceramah terbaiknya, Muhammad Arifin Ilham. Arifin meninggal di usia 49 tahun setelah berjuang melawan kanker getah bening selama beberapa waktu. Arifin meninggal di Penang, Malaysia, Rabu (22/5) malam.
ADVERTISEMENT
Mengenang sepak terjangnya, Arifin dikenal memiliki gaya yang khas dalam berdakwah. Kalimat tauhid, takbir, tahmid menjadi tema yang kerap dibawakan pria kelahiran Banjarmasin, 8 Juni 1969 itu dengan suaranya yang serak dan menggetarkan jiwa.
Ayahnya, Ismail Marzuki, merupakan seorang ulama besar di Kalimantan keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar. Meski berasal dari keluarga yang religius, Arifin muda justru dikenal sebagai anak yang bengal.
Predikat bocah nakal dan pemalas seolah melekat dalam diri Arifin kecil. Ia baru bisa baca-tulis setelah duduk di kelas 3 SD. Tak hanya itu, Arifin juga dikenal sebagai anak yang gemar berkelahi hingga harus pindah sekolah dari SD Muhammadiyah ke SD Rajawali karena kenakalannya itu.
Menginjak remaja, kenakalan Arifin rupanya tak kunjung mereda. Ia mulai merokok, berjudi, hingga mencuri uang ayahnya. Bahkan, ia pernah hendak membakar rumahnya karena keinginannya memiliki motor tidak dipenuhi sang ayah.
ADVERTISEMENT
Pada 1983, seusai kedua orangtuanya pulang haji, Arifin dimasukkan ke Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami, Jakarta Selatan, selama dua tahun. Baru pada 1987, Arifin kembali melanjutkan pendidikannya di Pesantren Assyafiri'iyah, Tebet, dan memulai debutnya berceramah.
Lulus dari pesantren, Arifin lalu melanjutkan pendidikan di Universitas Nasional Jakarta dengan jurusan Hubungan Internasional. Berbekal ijazah sarjana, ia lalu mengajar di Universitas Borobudur, Jakarta.

Pengalaman Spiritual

Arifin Ilham. Foto: Facebook @K. H. Muhammad Arifin Ilham
Di sisi lain, pada tahun 1997, Arifin sempat mengalami pengalaman spiritual. Saat itu, ia yang dikenal sebagai penyayang binatang, mendapat ular hasil tangkapan warga kampung. Nahas, ular yang hendak ia pelihara itu justru mengigitnya.
Awalnya, ia tidak sadar jika bisa reptil itu mulai menjalar di tubuhnya. Hingga beberapa waktu kemudian, saat tengah mengendarai mobil, ia mulai demam dan bekas gigitan ular di tubuhnya mulai bengkak dan membiru.
ADVERTISEMENT
Melihat keadaan itu, ibu angkat Arifin, Cut Tursina, segera membawa Arifin ke rumah sakit terdekat, namun ditolak karena peralatan medis yang tak memadai. Setelah dibawa ke beberapa rumah sakit, Arifin yang kritis divonis hanya memiliki kemungkinan hidup satu persen saja.
Setelah sebelas jam, detak jantung Arifin semakin melemah. Beruntung, Arifin akhirnya mendapatkan perawatan ICU di RS Saint Carolus. Setelah lima hari, masa kritisnya dinyatakan telah lewat. Meski kondisinya membaik, namun Arifin mengalami perubahan pada suaranya.
Arifin Ilham. Foto: Facebook @K. H. Muhammad Arifin Ilham
Selama kritis, Arifin mendapatkan pengalaman spiritual yang berdampak pada caranya berceramah. Saat itu, di alam bawah sadar, ia merasa tengah berada di sebuah kampung yang sunyi. Setelah berkeliling, ia akhirnya memutuskan masuk ke dalam masjid.
ADVERTISEMENT
Di dalam masjid, rupanya sudah ada tiga shaft jamaah yang menunggu dengan pakaian serba putih. Mereka meminta Arifin untuk memimpin berzikir, mengingat Allah SWT.
Mimpi tersebut kembali berulang. Hanya saja, saat itu seluruh penghuni kampung tengah berlarian ketakutan karena didatangi jelmaan setan. Melihat kehadirannya, mereka lalu meminta Arifin untuk menolong mereka mengusir setan.
Di hari ketiga, Arifin kembali mengalami mimpi yang sama. Namun, kali ini ia diminta oleh salah seorang pria untuk mengobati istrinya yang tengah kesurupan. Permintaan itu disanggupi Arifin, namun istri pria tersebut sudah terlanjur meninggal sebelum berhasil ditolong.
Berbekal pengalaman-pengalaman itu, begitu sadar dan sembuh, hati Arifin pun mantap. Ia telah bertekad untuk mendedikasikan diri menjadi pengingat manusia agar tak lupa berzikir.
ADVERTISEMENT

Mantap Menjadi Pendakwah

Arifin Ilham. Foto: Facebook @K. H. Muhammad Arifin Ilham
Sejak saat itu, Arifin lalu meninggalkan profesinya sebagai dosen untuk banting setir menjadi penceramah. Ia mengawali kariernya sebagai penceramah pengganti jika ustaz utamanya berhalangan hadir.
Pada tahun 1999, ia pindah ke Depok dan mulai memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa. Awalnya, kegiatan itu hanya diikuti oleh tiga orang saja. Namun jemaahnya terus bertambah, hingga tempat tersebut dikenal sebagai Majelis Az-Zikra.
Namanya menjadi semakin populer, apalagi dengan suara seraknya yang khas dan mudah diingat. Ia pun mulai diundang ke acara-acara besar dan tampil di beberapa media televisi.
Seiring dengan itu, jumlah jemaahnya pun semakin bertambah. Ia bahkan berhasil mengembangkan majelis zikirnya ke luar Depok. Hingga pada pertengahan 2009, majelis zikir tersebut resmi dipindahkan ke kawasan perumahan Bukit Az-Zikra, Sentul, Bogor.
ADVERTISEMENT

Pernikahan Arifin Ilham

Ustaz Arifin Ilham di dampingi keluarganya. Foto: Instagram/@alvin_411
Kehidupan rumah tangga Arifin Ilham juga cukup menarik. Pada tahun 1998, ia bertemu dengan seorang muslimah taat bernama Wahyuniati Al-Waly. Pertemuan tersebut, rupanya menjadi awal dari biduk rumah tangga keduanya.
Tak lama setelah pertemuan itu, Arifin bermimpi tengah berada di depan Ka'bah didampingi oleh Wahyuni yang mengenakan baju putih bersih. Penasaran dengan mimpi itu, ia pun berkonsultasi dengan ayahnya.
Sang Ayah lalu mengartikan mimpi itu sebagai pertanda bahwa Wahyuni adalah jodoh yang diberikan oleh Allah. Mantap, Arifin pun melamar Wahyuni dan melangsungkan pernikahan pada 28 April 1998.
Setelah 12 tahun membina rumah tangga, Arifin kembali menikah di tahun 2010 dengan wanita bercadar Rania Bawazier yang berasal dari Yaman. Istri kedua Arifin Ilham ini biasa mengenakan pakaian warna hitam.
ADVERTISEMENT
Baru pada akhir 2017, Arifin meminang istri ketiganya yang diketahui bernama Femma. Femma merupakan notaris asal Bogor yang tengah menempuh studi S3 di sebuah universitas swasta.
Kondisi ustaz Arifin Ilham yang dirawat di Penang, Malaysia Foto: Facebook Ustaz Arifin Ilham
Dalam ceramahnya di depan jemaah, Arifin Ilham sempat menyebutkan bahwa perkawinan dengan istri ketiganya dihadiri oleh sejumlah tamu. Khotbah nikah diisi oleh seorang ulama, dan bertindak sebagai saksi adalah salah satu ketua MUI Pusat.
Arifin juga menyebut bahwa istri pertama dan istri keduanya berperan dalam prosesi pernikahan itu. Peran itu adalah istri pertama dan kedua menjemput calon istri ketiga, mengantar ke tempat nikah, lalu menghadiri prosesi pernikahan.
Arifin Ilham juga mengingatkan bahwa poligami hanya disarankan kepada muslimin yang mampu, yang tidak mampu cukup satu istri saja. Kemampuan tersebut, tak hanya dilihat dari segi ekonomi saja, tetapi juga kemampuan berperilaku yang adil.
ADVERTISEMENT
Pada bulan April 2019, istri ketiga Arifin melahirkan. Anak tersebut merupakan anak kedelapan Arifin.
Kini, sepak terjang Arifin di dunia dakwah telah berakhir. Namun, segala ilmu dan ajaran yang ia sebarkan, akan tetap dikenang dan diamalkan oleh para jemaahnya.
Selamat jalan, Ustaz Arifin Ilham. Semoga ilmu dan zikirmu menjadi amalan yang tak pernah putus.