Seluruh Angkutan Umum Akan Diremajakan dan Gabung Jak Lingko 2020

6 Agustus 2019 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo dan Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono saat konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (6/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo dan Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono saat konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (6/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta menargetkan seluruh angkutan umum tidak lagi berusia di atas 10 tahun pada 2020. Hal ini untuk mengimplementasikan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, 10.047 unit angkutan umum yang terdiri dari kendaraan jenis bus kecil, sedang dan besar itu akan diremajakan dan berkolaborasi dengan PT TransJakarta.
Perusahaan BUMD itu akan bekerja sama dengan operator angkutan umum untuk pengadaan kendaraan dan operasional, dan akan masuk dalam sistem Jak Lingko.
“Harapannya adalah, pada 2020 nanti, itu tidak ada lagi angkutan umum yang beroperasi di jalan usianya di atas 10 tahun. Dan sebagaimana tujuan kami adalah tentu dari aspek angkutan umum, tidak ada lagi yang namanya polusi udara, sumber pencemar dari transportasi angkutan umum, dari aspek asap ngebul,” kata Syafrin di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (6/8).
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo dan Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono saat konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (6/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
"Seluruh sistem angkutan umum di Jakarta itu akan terintegrasi dalam kesatuan program Jak Lingko," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Konsep ini sama saat Pemprov DKI menggandeng angkutan kecil seperti Koperasi Wahana Kalpika (KWK) dan Mikrolet dalam Jak Lingko. Biaya operasional angkutan tersebut dibayar oleh Pemprov dengan sistem rupiah per kilometer.
Dengan begitu, angkutan umum di Jakarta memiliki standar yang dimiliki TransJakarta. Baik kondisi kendaraannya maupun pelayanannya.
Syafrin mengatakan, saat ini, pihaknya telah menganggarkan Rp 3,2 triliun di tahun 2019 untuk Transjakarta. Anggaran itu dibuat untuk merealisasikan peremajaan angkutan umum tersebut.
“Kami berharap bahwa dengan pola ini, maka seluruh layanan angkutan umum target kami 2020 dapat mencakup coverage areanya 90 persen di Jakarta,” kata Syafrin.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT TransJakarta, Agung Wicaksono, mengatakan, saat ini sudah ada tiga operator angkutan umum yang siap untuk bekerja sama, yaitu Metromini, Kopaja dan Kopami Jaya.
ADVERTISEMENT
Menggunakan istilah PT TransJakarta, ketiganya telah ‘klik’ untuk meremajakan armada dan bergabung dalam sistem Jak Lingko. Begitupun dengan biaya layanan yang mereka dapatkan dari Pemprov DKI.
“Dengan sudah dilakukan 'klik' oleh TransJakarta, maka sudah dilakukan negosiasi. Yang sedang dilakukan oleh TransJakarta sekarang adalah menjembatani, membantu bagaimana para operator dapat memenuhi jumlah armada yang kita 'klik' tersebut. Mulai dari aspek perencanaan, aspek pembiayaannya, sampai nantinya juga aspek armada tersebut diproduksi,” kata Agung.
Adapun jumlah armada yang di-klik tersebut sebanyak 310 bus sedang. Dengan rincian, 100 unit Metromini, 150 unit Kopaja, dan 60 unit Kopami Jaya.
Jumlah tersebut akan terus bertambah, dan diharapkan sudah bisa mengganti seluruh angkutan umum di Jakarta pada 2020.
ADVERTISEMENT
Terkait rute trayek, Agung mengaku masih akan dibahas lebih lanjut. Kira-kira, apakah akan tetap menggunakan rute yang sudah ada, atau menghadirkan rute baru?
“Karena targetnya adalah kita ingin mencapai 80 persen wilayah domisili warga Jakarta dapat menjangkau angkutan umum dalam jarak 500 meter. Karena itu perlu pengelolaan trayek yang sesuai dan itu menjadi bagian dari Transjakarta,” kata Agung.