Sepak Terjang Jokowi di Ajang Pilpres: Ambisi di Periode Kedua
ADVERTISEMENT
Disokong 9 parpol, Joko Widodo akhirnya menggandeng Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya di Pilpres 2019. Berstatus petahana, Jokowi maju untuk kali kedua setelah di Pilpres 2014 mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Bagi Ma'ruf Amin, pertarungan pilpres ini adalah pengalaman pertamanya.
ADVERTISEMENT
Namun, saat itu, popularitas Jokowi yang sedang menanjak, plus rekam jejaknya sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI membuat sejumlah pengurus PDIP menyuarakan nama Jokowi untuk menjadi capres. Hingga akhir tahun 2013, internal PDIP belum sepakat mengajukan soal siapa yang diajukan menjadi capres.
Akhirnya, Megawati memilih mengundurkan diri dari kancah pilpres. Ia menyerahkan mandat kepada Jokowi sebagai capres di Pilpres 2014. Mandat kepada Jokowi ditulis Megawati dalam secarik kertas yang ia bacakan di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Di waktu yang hampir bersamaan, Jokowi di Marunda, Jakarta Utara, menerima mandat tersebut.
ADVERTISEMENT
Usai resmi menjadi capres, Jokowi kemudian 'berburu' cawapres. Saat itu, sempat muncul sejumlah nama untuk menjadi kandidat cawapresnya. Mulai dari Jusuf Kalla, Abraham Samad, hingga Moeldoko. Namun, akhirnya JK-lah yang mendampingi Jokowi di Pilpres 2014. Pasangan ini melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang didukung oleh Gerindra, PAN, PKS, Golkar, dan PPP.
Pilpres ini akhirnya dimenangkan Jokowi-JK dengan perolehan suara 53,15 persen sementara Prabowo-Hatta meraih 46,85 persen.
Di pentas Pilpres 2019, perjalanan Jokowi menjadi capres tak terlalu berliku. Yang berliku adalah pemilihan cawapres yang mendampinginya. Hingga beberapa jam jelang pengumuman cawapresnya, Jokowi santer disebut memilih mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sebagai cawapres.
Mahfud saat itu bahkan sudah bersiap untuk menerima 'deklarasi' sebagai cawapres Jokowi. Berbaju putih, Mahfud MD menunggu pengumuman di restoran Tesate, Menteng, yang hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari restoran Plataran, Menteng, tempat Jokowi mengumumkan cawapresnya.
ADVERTISEMENT
Namun, jelang pengumuman, Mahfud MD tiba-tiba pulang. Nama Ma'ruf Amin muncul sebagai kandidat kuat cawapres. Benar saja, Jokowi kemudian mengumumkan Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.
"Mungkin ada beberapa yang tidak puas di seluruh Tanah Air, mengapa Prof Dr KH Ma'ruf Amin yang dipilih. Prof Dr Ma'ruf Amin lahir di Tangerang 11 Maret 1943 adalah tokoh agama yang bijaksana," ucap Jokowi dalam jumpa pers di Restoran Plataran, Jakarta, Kamis (9/8/2018) petang.
Jokowi merinci, Ma'ruf yang kini berusia 75 tahun pernah duduk di legislatif sebagai anggota DPRD DKI, DPR RI, MPR RI dan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
"(Kini) Rais Am PBNU dan juga Ketua MUI," imbuhnya.
Tak hanya kaya pengalaman, Ma'ruf Amin juga bagi Jokowi representasi kebinekaan bagi Indonesia. "Prof Dr KH Ma'ruf Amin saat ini menjabat sebagai Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Hanya beberapa hari setelah Jokowi mengumumkan Ma'ruf sebagai cawapresnya, Mahfud MD buka suara. Mahfud menyebut ada keterkaitan Ketum PKB Muhaimin Iskandar hingga Ketum PBNU Said Aqil Siradj sehingga ia gagal menjadi cawapres Jokowi.
Memasuki masa kampanye, Jokowi dan Ma'ruf berbagi tugas keliling Indonesia. Kampanye kurang lebih selama 8 bulan, Ma'ruf lebih fokus berkampanye ke sejumlah daerah yang dianggap sebagai titik lemah Jokowi.
Misalnya Banten, Jawa Barat hingga Madura. Sebagai putra Banten, Ma'ruf diharapkan dapat menggerus selisih suara dengan Prabowo-Sandi. Tak hanya itu, Ma'ruf juga bolak balik beberapa wilayah di Sumatera Utara yang belum 'aman.'
Sementara itu, Jokowi menyisir hampir seluruh wilayah. Dari yang sudah aman hingga tidak aman. Ma'ruf bersafari ke Banten atau Jabar, bukan berarti wilayah-wilayah tersebut tak disinggahi Jokowi. Dalam sehari, Jokowi bahkan bisa berkampanye di 5 provinsi.
ADVERTISEMENT
Rangkaian kampanye Jokowi-Ma'ruf ditutup dengan kampanye akbar bertajuk Konser Putih Bersatu. Dalam kampanye akbar yang digelar di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat itu, ratusan ribu pendukung paslon nomor urut 01 memenuhi stadion. Massa bahkan meluber hingga luar stadion.
Kini, Jokowi menanti, apakah bisa mempertahankan kursi RI-1, dengan cawapres pilihannya, Ma'ruf Amin.