Setelah Infrastruktur dan SDM, Jokowi Akan Fokus Reformasi Struktural

10 Desember 2018 21:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menunjukkan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menunjukkan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah pada tahun depan akan memfokuskan untuk bangun infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Namun, capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) memaparkan ada program ketiga setelah pembangunan infrastruktur dan SDM, yakni reformasi struktural.
ADVERTISEMENT
"Tahapan yang ketiga menyangkut reformasi struktural yang menghambat, yang itu semuanya harus kita perbaiki," kata Jokowi saat berpidato di Rakornas Bravo-5 di Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta, Senin (10/12).
Namun, ia tak mendetailkan reformasi struktural yang diungkapkannya. "Tapi memang belum waktunya, belum sekarang. Nanti akan saya sampaikan," lanjutnya.
Jokowi kemudian memaparkan alasan mengapa dirinya berfokus pada pembangunan infrastruktur selama empat tahun terakhir. Alasannya, karena infrastruktur merupakan pondasi untuk kemajuan sebuah negara.
"Saya tanyakan ke pakar-pakar besar yang ngerti masalah ini. Bahwa yang namanya infrastuktur itu prasyarat pembangunan sumber daya manusia atau fondasi yang harus kita kerjakan," ungkap Jokowi.
Baru setelah infrastruktur kemudian dilanjutkan dengan pembangunan SDM secara besar-besaran. Rencananya, pembangunan SDM akan dimulai pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, langkah-langkah pembangunan itu bukan tanpa dampak. Jokowi menilai nantinya akan ada pihak yang merasakan sakit dan pahit dari adanya pembangunan-pembangunan tersebut.
"Masih banyak pekerjaan besar yang harus kita kerjakan yang ini kadang-kadang memang ada yang merasakan pahit, ada yang merasakan sakit. Tapi inilah yang jalan yang harus kita tempuh," kata Jokowi.
"Kalau kita maunya instan instan, perbanyak saja bantuan sosial, perbanyak bantuan sosial rakyat senang. Tapi itu bukan sebuah jalan untuk membangun sebuah bangunan yang kokoh bagi negara kita," pungkasnya.