Siksaan Musik, Napi di Meksiko Dipaksa Dengar Lagu 10 Hari Non-Stop

21 November 2018 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nada musik. (Foto: Thinkstock/Ivary)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nada musik. (Foto: Thinkstock/Ivary)
ADVERTISEMENT
Mendengarkan musik tidak hanya bikin riang gembira atau rileks, tapi ternyata juga bisa bikin tersiksa. Di Meksiko contohnya, musik dipakai untuk menyiksa seorang tahanan agar mengaku.
ADVERTISEMENT
Hal ini menimpa Gilberto Aguirre Garza, mantan direktur Kantor Penyidik Meksiko di penjara negara bagian Veracruz. Dia dipenjara pada April lalu karena dituduh menghilangkan barang bukti kasus kuburan massal berisi 13 jasad pada 2016 lalu.
Menurut pengacaranya, Reyes Peralta, kepada media Meksiko infobae pekan lalu, kliennya mengalami siksaan mental setelah 10 hari non-stop diperdengarkan musik dengan volume maksimal dalam selnya.
Lagu yang diperdengarkan bermacam-macam, tapi tidak pernah berhenti berputas. Di antaranya adalah lagu milik penyanyi terkenal Kolombia, Maluma, dan lagu-lagu Meksiko jenis reggaeton. Di dalam sel Garza dipasang speaker besar untuk memutar lagu-lagu ini.
Peralta mengatakan, volumenya sangat keras sehingga tetap terdengar kendati kliennya telah menutup telinga dengan kain. Selama 10 hari masa siksaan dengan musik itu, Garza mengaku tidak pernah bisa tidur.
ADVERTISEMENT
Selain karena suaranya memekakkan telinga, Garza tersiksa karena dia bukan penggemar reggaeton, tapi musik klasik dan biasa main piano.
Siksaan ini bertujuan untuk memaksa Garza mengakui kejahatannya dan menyebutkan siapa kaki tangannya. Metode ini ternyata berhasil. Garza meneken surat pengakuan setelah sipir mengancam akan menyalakan musik itu lagi untuk beberapa hari ke depan.
Rencananya Peralta akan mengadukan perlakuan yang diterima Garza kepada Komisi Hak Asasi Nasional Meksiko dan Komisi HAM Intra-Amerika di Washington DC.
Penggunaan musik untuk menyiksa tahanan sebenarnya bukan barang baru. CIA di Amerika Serikat telah menggunakannya untuk menyiksa tahanan kasus terorisme sejak tahun 2000-an. Selama berhari-hari tahanan diperdengarkan musik yang sama dengan volume tinggi, mulai dari tembang Queens, Eminem, hingga lagu anak-anak di film Barney.
ADVERTISEMENT
Menurut anggota tim operasi psikologi di CIA Sersan Mark Hadsell kepada Mic, cara ini membuat tahanan disorientasi dan kehilangan kemampuan berpikir, menciptakan ketakutan dan rasa syok.
"Jika musik diputar selama 24 jam, fungsi otak dan tubuh mulai menurun, pikiranmu melambat dan semangatmu hancur. Itulah saatnya kami masuk dan menginterogasi mereka," kata Hadsell pada 2014 lalu.