Singapura Ingin Belajar ke Surabaya soal Kota Layak Huni

10 Juli 2018 16:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walikota Surabaya Tri Rismaharini memamerkan penghargaan Lee Kwan Yew World City Prize kategori special mention. (Foto: Dok. Humas Pemkot Surabaya)
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Surabaya Tri Rismaharini memamerkan penghargaan Lee Kwan Yew World City Prize kategori special mention. (Foto: Dok. Humas Pemkot Surabaya)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Singapura berniat belajar ke Kota Surabaya tentang kota layak huni. Hal ini dikarenakan Kota Surabaya baru saja mendapatkan penghargaan internasional, Lee Kwan Yew World City Prize kategori special mention.
ADVERTISEMENT
Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, keinginan ini disampaikan langsung oleh Menteri Pembangunan Nasional dan Sumber Daya Manusia Singapura, Zaqy Mohamad, kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat pertemuan bilateral di Marina Bay Sands Expo and Convention Center, Singapore, Minggu (8/7) lalu.
"Iya memang Singapura ingin belajar dari Surabaya tentang membentuk liveable city (kota layak huni). Kita jelaskan, bahwa kalau negara maju kan biasanya hanya mendirikan taman biasa. Tapi taman kota kita punya tematik. Ada unsur edukasi dan kesehatan," terang Risma di Balai Kota Surabaya, Selasa (10/7).
Ilustrasi Singapura (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Singapura (Foto: Pixabay)
Risma mengatakan, Singapura juga akan belajar mengenai konsep taman prestasi yang dilengkapi perpustakaan dan broadband learning center untuk belajar IT dan taman lansia yang dilengkapi dengan dokter dan tim medis.
ADVERTISEMENT
"Jadi Singapura juga ingin mendalami itu termasuk pendirian lapangan olahraga di tengah warga masyarakat," ungkap Risma.
Risma menjelaskan, Surabaya terpilih berkat totalitas dalam memberdayakan perkampungan yang tumbuh di tengah kota. Pemkot Surabaya berusaha mengembangkan konsep kampung modern. Misalnya Kampung Lawas Maospati, Kampung Herbal, dan Kampung Nelayan.
"Kita cukup sukses berdayakan perkampungan sehingga selain budaya juga mampu mempertahankan keberlangsungan sejarah kota. Pemberdayaan di perkampungan ini menjadi nilai paling tinggi di mata juri," ujar Risma.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini memamerkan penghargaan Lee Kwan Yew World City Prize kategori special mention. (Foto: Dok. Humas Pemkot Surabaya)
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Surabaya Tri Rismaharini memamerkan penghargaan Lee Kwan Yew World City Prize kategori special mention. (Foto: Dok. Humas Pemkot Surabaya)
Penghargaan Lee Kwan Yew World City Prize dengan kategori special mention diberikan atas dasar sebuah kota memiliki kekuatan atau keunggulan. Selain Surabaya, penghargaan itu diberikan kepada tiga kota lainnya, yakni Hamburg di Jerman, Kazan di Rusia, dan Tokyo di Jepang.
ADVERTISEMENT
"Kalau Hamburg mereka membangun lagi ulang kotanya sehingga matahari pagi bisa menyinari kota mereka. Kalau Jepang sudah lazim kita ketahui kemampuan menjaga tradisi mereka. Kalau Kazan meskipun hanya sepertiga dari Surabaya penduduknya, kota ini memiliki kekayaan dan separuh warga masing-masing menganut Islam dan Kristen," cerita Risma.
Bangga mendapatkan prestasi ini, Risma lantas mengarak penghargaan bergengsi ini keliling Surabaya. Risma ingin menunjukkan prestasi ini diperoleh karena kerja keras masyarakat Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Siap Incar Penghargaan Bergengsi Lain
Meski mendapatkan penghargaan bergengsi, namun Risma meminta masyarakat Surabaya untuk tak berpuas diri. Sebab, tujuan dari penghargaan ini untuk melanjutkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
"Sebetulnya goalnya bukan penghargaan. Tapi tujuan kita warga Surabaya lebih sejahtera. Tapi (penghargaan) ini sebagai alat ukur kita sebagai sebuah kota. Kalau tidak memiliki alat ukurnya kan juga susah," tandas Risma.
ADVERTISEMENT
Risma masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengantar Surabaya memenangkan Guang Zou Award. Dengan mendapatkan penghargaan Lee Kwan Yew World City Prize, Risma optimistis dapat mendapatkan Guang Zou Award.
"Kita ajukan kembali karena dua sampai tiga kali kita belum berhasil. Tapi kita akan coba tampilkan kelebihan Surabaya dari sisi lain. Kali ini akan kita ganti idenya. Sekarang bagaimana Kota Surabaya meningkatkan kesejahteraan di kampung. Bukan hanya pemberdayaan," pungkasnya.