Sinta Wahid Tanggapi Kerusuhan di Papua: Hukum Pelaku Rasisme

23 Agustus 2019 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid Foto: Garin Gustavian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid Foto: Garin Gustavian/kumparan
ADVERTISEMENT
Gerakan Suluh Kebangsaan menggelar konferensi pers menyikapi situasi dan kondisi terkini yang terjadi di Papua Barat dan Papua. Mereka menayangkan kerusuhan yang terjadi karena dipicu oleh dugaan perlakuan rasisme dan diskriminatif.
ADVERTISEMENT
"Demonstrasi yang terjadi di beberapa tempat di Papua dan Papua Barat dipicu oleh perlakuan diskriminatif dan ungkapan bernada rasisme yang dilakukan oleh orang tertentu. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pemahaman dan hubungan saling pemahaman di antara kita sebagai bangsa," kata Sekjen Gerakan Suluh Kebangsaan Sinta Wahid di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (23/8).
Sinta meminta masyarakat Indonesia harus menyadari adanya kesenjangan dengan masyarakat Papua. Ia meminta agar kesenjangan itu dicari jalan keluarnya agar tidak menjadi pemicu terjadinya perpecahan. Selain itu, harus ada juga penegakan hukum bagi pelaku rasisme.
"Semua orang harus dipandang memiliki martabat yang sama dan kedudukan setara sebagai bangsa Indonesia. Selain keharusan menciptakan etika sosial kesetaraan dan kesederajatan tersebut, tidak kalah pentingnya adalah penegakan hukum bagi pelaku rasisme tersebut," ucap Sinta.
Massa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua Sejawa-Bali melakukan aksi unjukrasa damai di Depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/8/2019). Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Selain itu, pemerintah dan masyarakat diminta untuk terus meningkatkan kewaspadaan dalam menyikapi kerusuhan yang terjadi di Papua. Sebab, bisa saja kasus itu dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
"Kita semua juga harus menyadari dan waspada kemungkinan situasi seperti itu dimanfaatkan oleh orang-orang atau sekelompok orang yang memiliki kepentingan tertentu untuk keuntungan dirinya dan kelompoknya yang pada gilirannya akan merusak persatuan dan kesatuan NKRI," jelas Sinta.
Sinta mewakili Gerakan Suluh Kebangsaan meminta seluruh pihak meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat Papua agar tidak muncul kesalahpahaman. Seluruh masyarakat harus saling mengenal dan peduli agar kejadian ini tak kembali terjadi di masa depan.
"Trust building, perlu saling mengenal dan saling peduli terhadap situasi batin dan karakter satu sama lain secara baik dan mendalam. Pergaulan dan pendidikan kita perlu dikembangkan secara intensif agar memberikan pengenalan dan kesadaran akan kesederajatan bagi semua orang dan semua komponen bangsa," ujar Sinta.
ADVERTISEMENT
Selain Sinta Wahid, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional lain seperti Mahfud MD, Manuel Kaissepo, Simon Morin, Quraish Shihab, Alwi Shihab, Romo Beny Suseno, dan tokoh lainnya.
Berikut lima poin sikap Gerakan Suluh Kebangsaan:
1. Semua pihak untuk menahan diri dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan suasana kondusif di Papua.
2. Pemerintah termasuk TNI-Polri perlu mengedepankan dialog konstruktif bersama tokoh-tokoh Papua untuk mencari jalan keluar terbaik demi kepentingan masyarakat Papua dan NKRI.
3. Semaksimal mungkin pemerintah mengambil tindakan damai yang cepat, terencana, dan tepat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sehingga tidak jatuh korban lagi.
4. Pihak aparat penegak hukum agar menindak tegas oknum pelaku rasisme yang memicu kerusuhan dan mencegah terjadinya lagi kejadian serupa.
ADVERTISEMENT
5. Semua komponen bangsa selalu menjunjung tinggi persamaan derajat sebagai sesama bangsa Indonesia, mencegah terjadinya tindakan diskriminatif, menghargai local values.