Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Siswa Difabel Tulis Surat ke Jokowi Minta Diberi Kursi Roda
20 Maret 2018 12:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Seorang bocah difabel menulis sepucuk surat untuk Presiden Joko Widodo . Dalam surat tersebut, bocah asal Pekanbaru itu meminta kepada Jokowi supaya diberikan kursi roda.
ADVERTISEMENT
Ya kursi roda, berbeda dengan kebanyakan anak yang mengharap sepeda kala berjumpa dengan Presiden Indonesia itu. Bocah bernama Bulan Karunia Rudianti adalah seorang difabel. Bulan, begitu ia akrab disapa, terlahir tanpa kedua kaki.
"Assalamualaikum wbr Pak Jokowi apa kabar? Semoga bapak selalu dalam lindungan Allah SWT. Perkenalkan saya Bulam. Saya kelas 3 SD di Pekanbaru-Riau. Langsung aja ya Pak, Pak Jokowi saya suka lihat bapak di televisi bagi-bagi sepeda. Saya mau juga Pak, tapi bukan sepeda, saya mau kursi roda. Karena saya tidak mempunyai kedua kaki saya. Kursi roda itu bisa untuk aktivitas saya sehari-hari terima kasih sebelumnya Pak. Wassalam," tulis Bulan pada Sabtu (17/3).
Jokowi memang terkenal senang membagikan sepeda dalam beberapa kunjungannya. Hal itu kemudian menjadi inspirasi bagi Bulan untuk meminta tolong agar diberi kursi roda oleh Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Surat itukan pemikiran anak-anak ya. Kita juga enggak nyangka bakal ramai seperti ini. Surat ini inisiatif Bulan sendiri. Dia sering nonton acara TV kemudian lihat Pak Jokowi sering kasih sepeda," kata Hariani, bibi Bulan, kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (20/3).
Hariani menambahkan, muncul keinginan dalam hati Bulan untuk bisa mendapat sepeda dari Jokowi. Namun, apa boleh buat, bocah 11 tahun itu tak memiliki kaki sehingga kursi roda menjadi pilihan Bulan. Bagi Bulan, kursi roda akan memperlancar aktivitasnya.
Tanpa kedua kaki, gerakan Bulan memang terbatas. Ia tak bisa sebebas rekan-rekan seusianya.
Soal surat yang ditulis Bulan, orang tua bocah kelas 3 SD itu tidak tahu menahu. Ibu Bulan menemukan surat tersebut saat merapikan isi tas anaknya.
ADVERTISEMENT
"Setelah nulis surat itu kan dia post di Instagramnya. Terus suratnya dia masukin ke dalam tas. Terus mamanya nemuin di tasnya. Biar anaknya bahagia, akhirnya mamanya juga post di Facebook," terang Hariani.
Bulan kini tengah menempuh pendidikan di SD Negeri 88 Pekanbaru. Ia seharusnya sudah duduk di kelas 5, tapi karena terjadi berbagai penolakan akhirnya ia terlambat memasuki SD.
"Dia lahir tahun 2007, seharusnya sudah kelas 5 SD, tapi dia terlambat karena ditolak beberapa sekolah biasa. Alhamdulillah akhirnya dia diterima di SD 88 Pekanbaru. Di sana Alhamduliiah juga teman dan gurunya menerima Bulan dengan baik," jelas Hariani.