Soal Rusuh di Rutan Mako Brimob, Polisi Diminta Transparan

9 Mei 2018 9:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ambulans di Mako Brimob (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ambulans di Mako Brimob (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kepolisian diharapkan transparan dalam kasus kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, yang terjadi sejak Selasa malam (8/5). Dikabarkan kerusuhan tersebut dilakukan oleh napi teroris yang menyandera beberapa petugas.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol. M.Iqbal, membenarkan adanya kerusuhan yang dipicu perlawanan napi kasus terorisme dengan Anggota Brimob sekitar pukul 23.00 WIB. Lantas muncul video live di Instagram yang memperlihatkan napi terorisme dalam keadaan terluka.
Beberapa sandera dilaporkan terluka. Pengamat terorisme dari lembaga CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst), Harits Abu Ulya, meminta kepolisian transparan dalam menginformasikan kronologi ke publik.
"Biar publik tidak berspekulasi maka alangkah baiknya jika pihak kepolisian transparan membeberkan kronologi yang sebenar-benarnya," kata Harits kepada kumparan, Rabu (9/5).
Informasi yang berkembang, terjadi perampasan senjata api oleh para napi terorisme. Jatuh korban dalam peristiwa tersebut.
"Apakah peristiwa ini ada unsur kelalaian dari aparat ataukah memang kondisi di luar prediksi terjadi spontanitas. Atau ada kondisi-kondisi prakejadian yang bisa memantik rusuh hingga terjadi perampasan senpi," ujar Harits.
ADVERTISEMENT
"Ada dugaan senpi yang dirampas adalah milik aparat dan juga dari BB (barang bukti) kasus terorisme Poso. Nah, jika benar senpi itu bisa dirampas napiter maka bagaimana bisa senjata itu dibobol dari gudang penyimpanan atau dirampas dari aparat," kata dia lagi.
Kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob kali ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya keributan serupa pernah pecah di rutan teroris pada November 2017 silam. Saat itu kerusuhan bermula ketika anggota Densus 88 melakukan pemeriksaan di sel-sel napi dan menyita sejumlah telepon genggam di kamar A5 dan C5.
"Publik menunggu transparasi dan kejujuran aparat untuk jelaskan semua itu, dengan demikian bisa mereduksi spekulasi dan sangkaan publik mengenai adanya rekayasa atau skenario memancing para napiter untuk membuat kerusuhan demi sebuah kepentingan di balik itu semua," tutup Harits.
ADVERTISEMENT