Sosok Ani Hasibuan, Dokter yang Soroti Kematian Petugas KPPS

16 Mei 2019 13:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ani Hasibuan (kanan) dokter yang mengkritisi kematian petugas KPPS. Foto: instagram @anihasibuan1974
zoom-in-whitePerbesar
Ani Hasibuan (kanan) dokter yang mengkritisi kematian petugas KPPS. Foto: instagram @anihasibuan1974
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang dokter bernama dr. Robiah Khairani Hasibuan, Sp.S atau Ani Hasibuan dipanggil polisi sebagai saksi dalam dugaan penyebaran informasi yang menimbulkan kebencian. Ia dilaporkan oleh Carolus Andre Yulika karena pernyataan Ani di portal berita tamsh-news.com pada 12 Mei 2019 yang berjudul 'Dr. Ani Hasibuan SpS: Pembantaian Pemilu, Gugurnya 573 KPPS'.
ADVERTISEMENT
Ani Hasibuan pernah vokal mendesak pengusutan kematian ratusan petugas KPPS dalam sebuah dialog di salah satu TV swasta awal Mei 2019. Selain itu, ia juga pernah menyambangi DPR dan bertemu Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Saat bertemu dengan Fahri, Ani meminta perlu diadakan investigasi untuk mengetahui penyebab banyaknya petugas KPPS yang sakit dan meninggal dunia.
Saat itu, ia menyebut tak masuk akal jika petugas KPPS yang meninggal semuanya karena alasan kelelahan.
"Kalau ada penyakit tiba-tiba merebak membuat orang sakit dalam jumlah seketika waktu hampir yang bersamaan dan meninggal, itu sudah saatnya kita mengatakan wah ini kejadian luar biasa nih. Kita harus investigasi apa persoalannya," ungkap Ani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/5).
ADVERTISEMENT
Lantas kita bertanya-tanya, siapakah Ani Hasibuan?
Ani Hasibuan lahir di Padang Sidempuan, Sumatera Utara, pada 17 April 1973. Dikutip dari laman Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Ani Hasibuan merupakan lulusan Universitas Indonesia dengan prodi Kedokteran. Ia lulus S1 pada tahun 1997 lalu melanjutkan ke tingkat profesi di universitas yang sama. Ani kemudian mendapat gelar Spesialis Saraf (Sp.S) dan lulus tahun 2012.
Saat ini, ia tercatat masih aktif bekerja sebagai dosen tetap di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Univesitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Ani adalah Ketua Program Studi Kedokteran FKK UMJ dan dilantik pada April 2018.
Di media sosial, ramai dikabarkan Ani adalah pendukung paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal itu nampak dari unggahan-unggahan Ani di akun Instagram @anihasibuan1974, yang menunjukkan beberapa foto dukungannya terhadap pasangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada satu unggahan saat ia berfoto bersama Sandi. Di unggahan lainnya, ia bersama suaminya kompak mengenakan baju putih berlambang logo Garuda bertuliskan 'Adil Makmur Prabowo-Sandi', sambil memosekan pose dua jari.
Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade. Foto: Maulana Ramadan/kumparan
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga telah memastikan Ani bukan merupakan anggota di struktur.
"Enggak, dia (Ani Hasibuan) enggak ada di struktur BPN. Dia itu kan simpatisan pendukung," ujar Juru Bicara BPN Andre Rosiade saat dikonfirmasi.
Ani Hasibuan dilaporkan atas dugaan menyebarkan informasi yang menimbulkan kebencian dan menyiarkan hoaks yang membuat keonaran di masyarakat terkait meninggalnya petugas KPPS. Ia dijadwalkan pemanggilan oleh penyidik Polda pada Jumat (17/5) esok.
"Iya betul (besok) diperiksa," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, di jagat Twitter juga ramai tagar #SaveDokterAni. Banyak netizen yang mempertanyakan mengapa ia dipolisikan karena menyoroti banyaknya KPPS yang meninggal dunia.
kumparan berusaha menghubungi Ani Hasibuan terkait pemanggilan dari polisi, tapi belum mendapat respons.