Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Statistik Politik: Prabowo Kalah 2 kali, Jokowi Menang 4 kali
10 Agustus 2018 11:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada Pilpres mendatang, Jokowi telah menggandeng Ma’ruf amin sebagai cawapres. Ketua MUI itu dipinang lantaran dianggap mewakili suara umat islam dan memiliki pengalaman yang mumpuni.
Sementara Prabowo kini menggandeng Sandiaga Uno. Wakil Gubernur DKI itu dipilih lantaran dianggap sosok cawapres terbaik dari sejumlah nama yang disodorkan partai koalisi.
Meski Prabowo kembali berambisi untuk menjadi presiden, sejarah mencatat bahwa dia tak pernah menang dalam kontestasi publik. Hal ini berbeda dengan Jokowi yang beberapa kali menang bahkan sejak dia menjadi Wali Kota Solo, Jawa Tengah.
kumparan menelusuri jejak rekam berupa statistik tanding yang dilakoni Jokowi dan Prabowo. Hasilnya? Prabowo kalah 2 kali dan Jokowi 4 kali menang. Berikut ulasannya.
ADVERTISEMENT
Prabowo Kalah Dua Kali
Harus diakui bahwa Prabowo tak pernah menjabat di sektor pemerintahan. Masa mudanya dihabiskan di bidang militer. Pria berusia 66 tahun itu lebih dikenal sebagai Panglima Komando Cadangan Strategi (Pangkostrad) TNI AD periode 1998.
Kerusuhan yang pecah pada reformasi 1998 kemudian menyisakan sederet kontroversi terhadap dirinya. Prabowo pun lantas pindah ke Yordania dalam waktu yang cukup lama, baru pada 2002 dia kembali lagi ke Indonesia.
Saat tiba di Indonesia, Prabowo rupanya mulai mendirikan sebuah partai yang bernama Gerindra (Gerakan Indonesia Raya). Melalui partai itu, Prabowo melenggang bersama Megawati Sukarnoputri pada Pilpres 2009.
Saat itu, Prabowo menjadi cawapres menemani Megawati. Pasangan yang menamakan dirinya Mega-Pro itu berhadapan dengan dua pasang calon lain. Mulai dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, serta pasangan Wiranto-Jusuf Kalla. Pilpres pun dihelat pada 8 Juli 2009.
ADVERTISEMENT
Namun, Megawati-Prabowo rupanya harus mengakui kekalahannya dengan SBY-Boediono. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan bahwa pasangan tersebut hanya mampu meraup 26,79% suara. Berbeda dengan SBY-Boediono yang menang telak dengan 60,8 persen suara.
Dan ya, Prabowo mencatat kekalahan pertamanya pada 18 Agustus 2009, tepat ketika KPU menetapkan hasil rekapitulasi suara.
Kekalahan itu rupanya tak membuat Prabowo berkecil hati. Lima tahun dia menunggu, akhirnya dia kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2014.
Pada Pilpres 2014, Prabowo maju sebagai capres. Dia didampingi Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Kali ini, yang dihadapi oleh Prabowo hanyalah satu pasangan saja, yaitu Jokowi dan Jusuf Kalla (JK).
Hari pencoblosan pun dihelat pada 9 Juli 2014. Sejumlah lembaga yang menyelenggarakan quick count membeberkan bahwa Jokowi-JK merupakan pemenangnya.
ADVERTISEMENT
Namun, ada lembaga survei yang justru menyatakan Prabowo-Hatta sebagai pemenang. Potret Prabowo yang bersujud sambil mengucap syukur pun viral saat itu.
Tapi apa mau dikata, KPU rupanya mengumumkan bahwa Jokowi-JK sebagai capres-cawapres terpilih. Jokowi-JK memperoleh 53,15 persen suara, Prabowo-Hatta memperoleh 46,85 persen suara. Benar-benar tipis.
Untuk kedua kalinya, Prabowo gagal lagi menjadi penguasa di negeri ini. 22 Juli 2014 menandai tanggal kekalahannya tersebut.
Jokowi Menang Empat Kali
Berbeda halnya dengan Prabowo yang tak pernah menjabat di sektor pemerintahan, Jokowi memiliki rekam jejak di sektor tersebut.
Jokowi tercatat menjabat sebagai Wali Kota Solo selama dua periode berturut-turut. Dia menjabat sejak 28 Juli 2005 – 1 Oktober 2012. Sebelum akhirnya dia dipinang untuk menjadi Calon Gubernur di DKI Jakarta.
Saat pertama kali mencalonan diri sebagai Wali Kota Solo periode 2005-2010, Jokowi berpasangan dengan F.X. Hadi Rudyatmo. KPU mencatat bahwa Jokowi berhasil mendulang 36,62 persen suara. Mengungguli tiga pasang calon lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada 2010, Jokowi kembali memutuskan untuk memimpin kota tersebut. Dia kembali berpasangan dengan F.X Hadi. Dalam kontestasi itu, KPU mengumumkan bahwa Jokowi menang telak dengan meraup 90,09% suara.
Tentu saja, sampai di sini Jokowi sudah mengumpulkan dua kali kemenangan dalam merebut hari suara rakyat.
Saat Pilgub DKI Jakarta dihelat pada 2012, Jokowi diminta untuk mencalonkan diri sebagai cagub oleh PDIP. Jokowi dipasangkan bersama Basuki Tjahaja Poernama (Ahok).
Kala itu, Jokowi-Ahok berhadapan dengan lima pasang calon lainnya. Meski pada akhirnya mengerucut menjadi dua putaran. Jokowi-Ahok pun harus berhadapan dengan pasangan Fauzi Wibowo-Nachrowi Ramli.
Dalam pemilihan yang dihelat pada 20 September 2012, Jokowi rupanya mengungguli Fauzi. KPU mengumumkan bahwa Jokowi berhasil mendulang 53,82% suara. Sementara Fauzi hanya dapat mengumpulkan 46,18% suara.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi Jokowi menang dalam kontestasi tersebut. Ini adalah kemenangan ketiganya.
Kemenangan keempat?
Ya tak lain adalah saat melawan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014. KPU mengumumkan bahwa Jokowi-JK sebagai capres-cawapres terpilih. Jokowi-JK memperoleh 53,15 persen suara, Prabowo-Hatta memperoleh 46,85 persen suara.
Jika 22 Juli 2014 menjadi kekalahan kedua Prabowo, maka tanggal tersebu menandai bahwa Jokowi telah meraup kemenangan sebanyak empat kali dalam merebut suara rakyat.
Bagaimana pada pertarungan kedua nanti antara Jokowi dan Prabowo? Kita tunggu saja. Tapi sebagai pemanasan, Anda bisa mengikuti polling berikut: