Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Kesalahan input hasil penghitungan suara di TPS dalam form C1 ke dalam Sistem Informasi Penghitungan (Situng) KPU, masih banyak ditemukan. Bahkan temuan kali ini mungkin menjadi yang paling besar karena suara Jokowi-Ma'ruf bertambah 1.650 suara.
ADVERTISEMENT
Data itu ditemukan dalam Situng untuk TPS 4, Kelurahan Peta Kaja, Kecamatan Gianyar, Bali. Pantauan pukul 14.30 WIB, di TPS itu ada kesalahan input oleh relawan KPU karena menambahkan suara Jokowi sangat besar 1.650 suara.
Detailnya, dalam data C1 dari TPS, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan 183 suara, sementara Prabowo-Sandi hanya mendapat 2 suara.
Namun, saat petugas menginput manual dalam Situng, angkanya berubah hanya untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf menjadi 1.833 atau kelebihan angka 3 di akhir dari semula 183 suara. Sementara Prabowo-Sandi tetap 2 suara.
Salah input itu mempengaruhi total perolehan suara kedua pasangan calon yang muncul dalam Situng yang dipublikasikan di website KPU (https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/).
kumparan sudah melaporkan temuan ini ke Helpdesk KPU melalui WhatsApp. Begitu juga Anda bisa melapor jika mendapati salah input.
Tapi penting Anda pahami, data yang ditampilkan dalam Situng --yang juga disebut 'real count'--, tidak akan menjadi rujukan resmi KPU dalam menetapkan hasil pemilu. Situng dibuat sejak 2014 hanya agar masyarakat bisa melihat hasil pemilu lebih cepat, dan agar hasil penghitungan suara di TPS tidak dicurangi, karena C1 kini bisa di-download semua orang.
ADVERTISEMENT
Hasil resmi pemilu akan tetap merujuk pada hasil hitung manual berjenjang yang saat ini sedang direkap di tingkat kecamatan, lalu direkap di kabupaten/kota, provinsi, dan KPU RI dan hasil resminya akan diumumkan pada 22 Mei 2019.
KPU sejak Pilpres 2014 sudah menjelaskan ada kemungkinan salah input pada data scan C1 yang muncul di website KPU. Mereka mengklaim input manual oleh relawan KPU itu bukan sesuatu yang disengaja.