Sudirman Said: Ada yang Politisasi Salat Jumat Prabowo di Kauman

14 Februari 2019 12:14 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said  Foto: dok. Sudirman Said
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said Foto: dok. Sudirman Said
ADVERTISEMENT
Selebaran acara Jumatan Bareng Prabowo di Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman beredar. Ketua Takmir Masjid Agung Semarang, Kiai Haji Hanief Ismail, bereaksi menolak acara itu karena bisa dianggap politisasi masjid.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika Prabowo datang untuk salat Jumat maka tak ada masalah karena siapa saja bisa salat Jumat di situ, tapi masalahnya jika itu dijadikan acara.
Menanggapi hal itu, Direktur Materi Debat BPN Prabowo - Sandi, Sudirman Said, menduga kemunculan selebaran itu untuk mempolitisasi ibadah salat Jumat Prabowo.
“Saya kok menduga ini justru ada pihak lain yang mempolitisasi salat Jumatnya Pak Prabowo,” kata Sudirman dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/2).
Dia meyakini pengurus masjid tak menolak Prabowo salat Jumat. Menurutnya, Indonesia saat ini telah memasuki era demokrasi yang menjunjung tinggi toleransi. Dia mengatakan semestinya perbedaan politik tidak menjadi penghambat bagi setiap orang untuk melaksanakan ibadah.
“Beda pilihan ya biasa saja. Kok sampai ada pelarangan seorang calon presiden masuk ke masjid,” ujar mantan Menteri ESDM itu.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang yang pernah berlaga pada pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2018, Sudirman meyakini politisasi masjid bukan sikap warga Semarang dan bukan pula sikap umat Islam Semarang. Bahkan, kata Sudirman, hal itu bukan sikap kolektif takmir Masjid Kauman.
“Masjid Kauman punya sejarah panjang. Pasti para pengurusnya memiliki kebijakan, keluasan pikiran, dan hati. Saya tidak percaya kalau mereka tega melarang-larang,” tegas Sudirman.
Sudirman mengaku, pada kontestasi pilgub lalu pernah dua kali melaksanakan salat Jumat di Masjid Kauman. Justru pelakuan yang ia dapat sangat baik dan tidak ada pelarangan.
“Saya mau duduk di barisan tengah karena masuk terlambat, oleh pengurusnya malah dibawa ke mihrab, duduk sebelahan dengan imam. Sesudah selesai salat diajak makan siang oleh seluruh takmir. Sambutan warga juga luar biasa,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyayangkan kejadian ini. Kejadian ini, kata dia, mengingatkannya pada masa di mana umat yang melarang musalanya dipakai ibadah hanya karena perkara beda alirana.
“Saya prihatin dengan kejadian ini, mengingatkan pada masa kecil. Terakhir kali saya mendengar orang salat dilarang-larang waktu kecil tahun 60-an. Ada kelompok yang melarang musalanya dipakai karena beda aliran. Ada kelompok yang menghalangi rombongan mau salat ied di lapangan,” pungkasnya.
Ketua Takmir Masjid Agung Semarang Kiai Haji Hanief Ismail mengaku tidak masalah jika Prabowo salat Jumat di masjidnya. Hanya saja, ia menolak jika ibadah itu dibuat menjadi sebuah acara. Ia merasa kegiatan itu akan jadi bentuk politisasi ibadah.
"Kalau seperti itu kami tidak setuju. Masjid tempat salat, kalau harus bersama Prabowo itu politisasi," kata Hanief kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Azhar Simanjuntak, mengatakan tidak ada dalam jadwal resmi kegiatan Prabowo untuk menunaikan Salat Jumat di Masjid Kauman. Pada Jumat (15/2), Prabowo akan memberikan pidato politiknya di Semarang dan salat Jumat akan berlangsung di masjid terdekat lokasi kampanyenya.
"Bila lokasi terdekat nanti adalah Masjid Kauman tersebut, ya beliau akan salat di situ, dan tidak ada yang bisa melarang Pak Prabowo untuk salat di situ," kata Dahnil kepada kumparan.