Survei Median: Elektabilitas Jokowi 'Lampu Kuning', Tinggal 35%

22 Februari 2018 13:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dalam sidang tahunan MPR/DPR (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dalam sidang tahunan MPR/DPR (Foto: Reuters/Beawiharta)
ADVERTISEMENT
Lembaga survei Median kembali merilis hasil survei elektabilitas bakal calon presiden dan wakil presiden, 6 bulan jelang pendaftaran capres-cawapres di KPU. Survei itu berjudul 'Lampu Kuning untuk Jokowi dan Pergerakan Suara Para Penantang'.
ADVERTISEMENT
Survei itu digelar untuk mengukur elektabilitas 33 tokoh versi Median, yang ditanyakan ke responden selama survei. Hasilnya, diketahui Joko Widodo masih di urutan pertama, disusul Prabowo Subianto.
Survei Median soal Elektabilitas Capres. (Foto: Dok. Median)
zoom-in-whitePerbesar
Survei Median soal Elektabilitas Capres. (Foto: Dok. Median)
Data itu didapat dari survei dengan1-9 Februari dengan 1.000 responden dan margin of error +/- 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel dipilih secara random, dengan quality control dilakukan terhadap 20% sampel yang ada.
Namun, elektabilitas Jokowi itu turun sebesar 1,2% dari survei sebelumnya pada Oktober 2017. Begitu juga elektabilitas Prabowo turun sebesar 2%. Urutan ketiga adalah Gatot Nurmantyo yang naik 3 tingkat dari survei Oktober.
Survei Median soal Elektabilitas Capres. (Foto: Dok. Median)
zoom-in-whitePerbesar
Survei Median soal Elektabilitas Capres. (Foto: Dok. Median)
Median menyebut hasil survei ini menunjukkan 'lampu kuning' untuk Jokowi yang ingin maju di periode kedua. Versi Median, tren elektabilitas Jokowi turun sejak April (36,9%, Oktober (36,2%) dan Februari (35%).
ADVERTISEMENT
"Kenapa kami mengambil tema lampu kuning untuk Jokowi, itu karena elektabilitas Jokowi mengalami penurunan dalam survei kami. April 2017 itu di angka 36,9%, Oktober 2017 di angka 36,2%, Februari 2018 di angka 35,0%," ucap Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun dalam paparan survei di Cikini, Jakarta, Kamis (22/2).
Median juga menyimpulkan ada 65% publik yang belum mau memilih Jokowi. Angka itu diambil dari akumulasi elektabilitas kandidat lain.
"Apa konklusi dari angka tersebut? Kalau akhir-akhir ini banyak pengamat bicara cawapres, sebenarnya pertarungan untuk capres saja itu belum selesai," kata Rico.