Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Surya Paloh soal Teror di Indonesia: Repositioning Siapapun Bila Perlu
13 Mei 2018 10:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB

ADVERTISEMENT
Aksi teror yang terjadi dalam sepekan di Indonesia mendapat kecaman dari berbagai pihak, salah satunya Ketum NasDem Surya Paloh. Dia mengatakan, sebaiknya Presiden Joko Widodo harus bertindak tegas atas tragedi-tragedi yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi saya katakan, Presiden harus bertindak tegas kali ini. Repositioning siapa saja yang perlu. Buktikan negara hadir untuk atasi itu. Bisa mengatasi bahaya terorisme ini," ucap Paloh di Di hotel Hermes, Banda Aceh, Aceh.
Paloh menjelaskan, kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dan teror bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya menunjukkan ada yang tidak beres dengan kinerja aparat penegak hukum. Sehingga, Badan Intelijen Nasional (BIN) harus bisa bekerja lebih keras untuk mengantisipasi ini.
"Dan dua hari berturut-turut, aksi teroris terjadi di negeri ini. Dan hal ini berikan gambaran ketidak mampuan aparatur penegak hukum kita," ucapnya.

Dia melanjutkan, jika aksi teror yang terjadi di Indonesia tak bisa diantisipasi, maka hal itu bisa berdampak pada sektor lain seperti ekonomi. Sehingga, ia menegaskan, Jokowi harus benar-benar mengambil sikap atas kejadian itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita tidak mampu meng-handle bahaya teror yang ada, kekecawaan, kesedihan, bahkan ketakutan, ini memberikan dampak pada sektor lainya. Ekonomi kita bisa keganggu," lanjut dia.
Sebelumnya, ledakan bom bunuh diri terjadi di 3 gereja Surabaya, Jawa Timur. 3 Gereja itu antara lain Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja GKI di Jalan Diponegoro dan Gereja di Jalan Arjuna.
Akibat insiden itu, total 6 orang tewas, dan 35 lainnya luka-luka.