Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tagar #KamiBersamaPolri Menggemakan Empati Korban Rusuh Mako Brimob
9 Mei 2018 23:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Kerusuhan yang melibatkan teroris dan Densus di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok telah berlangsung lebih dari 24 jam dan menyebabkan 5 anggota Polri gugur. Duka cita masyarakat atas gugurnya anggota Polri menggema lewat tagar #KamiBersamaPolri.
ADVERTISEMENT
Tagar #KamiBersamaPolri menguasai trending topic nasional di Twitter pada Rabu (9/5). Melalui tagar tersebut bersanding dengan pesan-pesan simpati terhadap korban sekaligus mendukung penyelesaian kasus kerusuhan.
Enam anggota Brimob disandera oleh napi yang mengamuk ketika melakukan penyidikan di salah satu ruangan yang tak jauh dari rutan. Lima di antaranya menjadi korban tewas dengan luka yang cukup dalam di bagian leher.
Mereka adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Fandi Setio Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, dan Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi.
Sedangkan satu anggota Brimob, Bripka Iwan Sarjana, masih disekap oleh para napi.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menunjukkan bela sungkawa terhadap gugurnya anggota Brimob dalam tugas. "Semoga Tuhan berikan kekuatan dan ketabahan kepada para almarhum yang gugur saat bertugas," tulis Lukman.
Saat ini, beberapa anggota Brimon yang gugur telah berada di rumah duka. Ketua Jaringan Gus Durian mengungkapkan empatinya kepada salah satu korban, Iptu Yudi Rospuji Siswanto, yang gugur meninggalkan istri yang tengah mengandung 9 bulan.
Selain wujud bela sungkawa, tagar #KamiBersamaPolri juga menjadi simbol dukungan masyarakat terhadap penyelesaian kasus kerusuhan. Hingga saat ini, teroris masih menduduki tiga komplek Rutan Mako Brimob selama 30 jam. Polisi masih mengedepankan cara persuasi terhadap para narpi kasus teroris yang memegang senjata.
ADVERTISEMENT