Tahir Respons JK soal Pengusaha Bohong Bantu Bencana: Teguran Positif

30 Agustus 2019 12:00 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut ada pengusaha yang ingkar janji untuk membantu pemulihan di Palu dan NTB pascabencana. Dia menyebut pengusaha tersebut baru mendapat anugerah bintang jasa Mahaputra.
ADVERTISEMENT
Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir, sedikit tertawa ketika dimintai tanggapan soal sindiran JK itu. Tahir menganggap apa yang diutarakan JK merupakan teguran baginya.
Sebagai informasi, Tahir mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Naraya usai gempa di Lombok pada 5 Agustus 2018. Selain Tahir, mantan hakim agung Abbas Said dan Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai, juga meraih penghargaan yang diberikan langsung oleh Presiden Jokowi dalam rangka HUT Kemerdekaan RI.
“Ya saya anggap gini, suatu teguran, ya kita tanggapi positif. Ya mungkin ada hal yang perlu diperbaiki. Saya kira baik-baik saja,” ujar Tahir saat ditemui kumparan usai mengikuti Ujian Terbuka Promosi Doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (30/8).
Tahir mengatakan, sejauh ini ia turut membantu pemulihan bencana di Palu dan NTB. Dua hari selang bencana di Palu dia mengirim satu pesawat penuh makanan cepat saji. Menurut Tahir, langkah tersebut sesuai dengan permintaan gubernur.
ADVERTISEMENT
“Iya (bantu bencana Palu dan NTB). Saya hari kedua sudah di Palu. Waktu itu permintaan Bapak Gubernur menyiapkan makanan siap saji. Jam 4 pagi kita sudah kumpulkan (menu) McDonald's, kita penuhkan dengan pesawat pribadi kita, kita serahkan,” kata konglomerat ini.
“Lalu bulan Maret ketemu Gubernur kedua kali,” imbuhnya.
Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Tahir mengaku, aksi sosialnya tidak hanya berhenti di Palu dan NTB. Di berbagai tempa di Indonesia yang terkena bencana dia bantu, mulai dari Aceh hingga Manado.
“Di mana musibah selama ini mulai dari Aceh, mulai dari Sinabung, mulai dari Padang, mulai dari Yogya, mulai dari banjir di Jawa Tengah, sampai ke banjir di Manado, kami selalu ada di sana,” ujar Tahir yang juga dikenal sebagai filantropis ini.
ADVERTISEMENT
Tahir juga menyebut dirinya merupakan utusan UNHCR dan juga menangani bantuan kemanusiaan di negara-negara konflik di Timur Tengah.
“Saya menangani pengungsi di Palestina dan juga Syria,” kata salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes ini.
Tak hanya soal kebencanaan, Tahir juga mengalokasikan dana khusus untuk beasiswa hingga pembangunan infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
“Kami juga ada limited resources. Artinya alokasi resources ini yang sedang kita kerjakan. Kita tidak hanya menangani misalnya bencana kota, tapi juga menangani yang rutin dan positif , misalnya beasiswa lalu pembangunan infrastruktur pendidikan, kesehatan,” kata pengusaha kelahiran Surabaya berusia 67 tahun ini.
Meski telah berusaha semaksimal mungkin, Tahir paham apa yang ia lakukan belum tentu memuaskan semua pihak.
ADVERTISEMENT
“Pasti tidak mungkin memuaskan semua pihak. Jadi saya anggap teguran Bapak Wakil Presiden teguran yang positif,” katanya.
Soal ancaman bintang jasa yang dia terima dicabut, Tahir pun menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah.
“Itu haknya Pak JK, bukan saya yang ngasih komentar. Beliaulah yang berhak. Ada namanya property rights, yang menentukan rule of the game itu birokrasi, jadi kami serahkan sepenuhnya,” pungkas Tahir.
Sebelumnya, Jusuf Kalla kesal karena ada seorang pengusaha yang mengumbar janji ingin memberi bantuan untuk korban bencana di NTB dan Palu, namun ternyata tak kunjung memberi bantuan.
JK mengungkap pengusaha tersebut baru mendapat anugerah bintang jasa Mahaputra dari Presiden Joko Widodo. Bintang tersebut diberikan bagi mereka yang berjasa untuk negara.
ADVERTISEMENT
"Gubernur Sulawesi Tengah, Gubernur NTB nagih, tapi tidak ada realisasinya. (Janji) mau perbaiki desa, nanti kasih semua buktinya itu, dan di mana-mana begitu. (Hasilnya) nol," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta Pusat, Selasa (27/8).