Tak Ingin Ganggu Pelantikan Jokowi-Ma'ruf, BEM SI Akan Demo Lagi Senin

20 Oktober 2019 11:49 WIB
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (17/10). Foto: Andesta Herli Wijayakumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (17/10). Foto: Andesta Herli Wijayakumparan
ADVERTISEMENT
BEM Seluruh Indonesia (SI) berencana kembali turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat yang tak kunjung direspons oleh pemerintah. Beberapa tuntutan yang mereka bawa adalah belum kunjung dikeluarkan Perppu KPK, BPJS sebagai jaminan sosial yang justru semakin menyulitkan masyarakat, hingga kondisi ekonomi yang dikuasai kapital-kapital besar.
ADVERTISEMENT
Menurut mereka, eskalasi gerakan tidak boleh berhenti, meski ada pergantian pemerintahan baru.
"Kami Aliansi BEM Seluruh Indonesia, bersepakat akan kembali turun ke jalan, tepat satu hari setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, pada 21 Oktober 2019," kata Koordinator Pusat BEM SI, Muhammad Nurdiyansyah, dalam keterangan tertulis, Minggu (20/10).
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (17/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Nurdiyansyah menuturkan, pihaknya tidak berniat menghalangi pelantikan presiden dan wakil presiden yang berlangsung hari ini dengan aksi demonstrasi.
Pihaknya memahami pelantikan ini merupakan momen penting dan merupakan hasil dari proses demokrasi yang wajib dihormati bersama.
"Upaya menghalangi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden bukanlah cara penyampaian pendapat yang bermartabat dan bagian dari demokrasi yang baik. Aliansi BEM Seluruh Indonesia pun menegaskan bahwa kami tidak terlibat dalam setiap upaya penghalangan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia," jelas Nurdiyansyah.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa berjalan kaki dari Jalan Gerbang Pemuda menuju depan kompleks Parlemen saat berunjuk rasa di Jakarta, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ia menegaskan aksi kembali dilakukan karena para pemangku kebijakan dianggap belum mampu menjalankan aspirasi masyarakat. Meski pemerintah yang lalu telah menerima perwakilan mahasiswa, ia menganggap Presiden Jokowi belum memenuhi permintaan mereka.
Seperti tidak menyiarkan langsung pertemuan di televisi nasional dan menghasilkan kebijakan konkret untuk menjawab tuntutan mereka.
"Kami juga berkeyakinan, bahwa eskalasi gerakan tidak boleh berhenti, hanya karena pergantian pemerintahan baru. Gerakan ini hanya akan usai ketika setiap aspirasi publik telah menjadi kebijakan pemerintah yang konkret," tutur dia.
Suasana mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung DPR, Jakarta Pusat, pada Senin (23/9). Foto: Reuters/Willy Kurniawan
"Semua alasan di atas, baik landasan filosofis tentang demokrasi, situasi kebijakan terkini dan juga tidak adanya tindak lanjut atas pertemuan dengan Presiden Jokowi, sudah cukup bagi kami untuk tetap menjaga nafas gerakan ini," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Pelantikan Jokowi-Ma'ruf akan berlangsung di Gedung DPR pukul 14.30 WIB. Penjagaan ketat di sekitar lokasi juga sudah dilakukan sejak beberapa hari terakhir agar acara berlangsung aman tanpa gangguan.
Polisi juga telah memberlakukan diskresi dengan tidak mengizinkan adanya aksi demonstrasi menjelang dan pada saat hari pelantikan.