Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Tentara Myanmar Sita Senjata Warga Rohingya Sebelum Membantai Mereka
19 Juli 2018 16:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
![Tentara Myanmar. (Foto: RETUERS/Soe Zeya Tun)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1504329582/zg2ii3n3a0jecgal7cxt.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan Associated Press, Kamis (19/7), laporan tersebut disampaikan oleh lembaga HAM independen Asia Tenggara Fortify Right berdasarkan wawancara dengan para korban dan berbagai bukti lainnya.
Sebelum tragedi pembantaian yang membuat 700 ribu warga Rohingya mengungsi pada Agustus 2017, tulis Fortify Right, tentara Myanmar menyisir rumah-rumah warga Rohingya di Rakhine dan menyita persenjataan mereka. Termasuk yang disita adalah benda tajam yang bisa dijadikan senjata.
![Rohingya Tembus Kegelapan dan Sungai Berlumpur (Foto: Reuters/Hannah McKay )](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1509617971/uniqsojyzlpcencmdvva.jpg)
Tanpa persenjataan ini, warga Rohingya tidak bisa melawan balik atau mempertahankan diri. Serangan pertama tentara Myanmar dengan dalih balas dendam atas serbuan milisi membuat lebih dari 94 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Tidak hanya menyita senjata, tentara Myanmar sebelum pembantaian itu juga memerintahkan warga Rohingya merubuhkan pagar-pagar rumah mereka. Hal ini agar serbuan ke rumah-rumah semakin mudah.
ADVERTISEMENT
Selain itu tentara Myanmar, menurut bukti-bukti Fortify Right, juga melatih perang warga Rakhine non-Rohingya. Dalam berbagai kesaksian sebelumnya, warga Buddha Rakhine disebut ikut membantu pembantaian Rohingya.
Tentara Myanmar juga telah menutup akses bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Rohingya.
![Tentara Myanmar di daerah Rohingya (Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1504664573/gwfovegsnvdjhlgsgqjx.jpg)
"Digabungkan, langkah-langkah ini menunjukkan tingkat persiapan yang tidak didokumentasikan sebelumnya terkait dengan 'operasi pembersihan' tentara Myanmar," tulis laporan tersebut.
Fortify Right mengatakan para pejabat tinggi militer Myanmar harus bertanggung jawab atas pembantaian pria, wanita, dan anak-anak Rohingya. PBB menyebut pembantaian ini adalah genosida.
"Ada dasar yang beralasan untuk meyakini bahwa kejahatan di tiga desa di utara Rakhine adalah genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan," tulis Fortify Right.
Tidak ada komentar dari militer Myanmar terkait laporan tersebut. Sebelumnya, Myanmar membantah tuduhan genosida dan pembantaian terhadap Rohingya.
ADVERTISEMENT