Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tim Jokowi: Kalau Demokrasi Mau Dipelihara, Prabowo Tak Boleh Memimpin
5 Desember 2018 19:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, angkat bicara terkait sikap Prabowo yang marah-marah kepada media. Ia mengatakan, kubunya berbeda dengan Prabowo yang justru mendorong kerja sama dengan insan pers demi tumbuhnya demokrasi.
ADVERTISEMENT
"Bahwa sangat penting dan sangat bagus bagaimana kita sebenarnya justru mendorong dan bekerja sama dengan pers sebagi pilar demokrasi," kata Karding di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (5/12).
Karding menilai latar belakang militer membuat Prabowo sulit mempraktikkan demokrasi, sehingga demi kebaikan masa depan Indonesia, Prabowo tidak boleh memimpin.
"Menurut saya pemimpin Indonesia ke depan, kalau demokrasi ini mau dipelihara tidak boleh orang-orang seperti Pak Prabowo," jelasnya.
Sebaliknya, Karding berpandangan, kekesalan Prabowo terhadap media karena tak meliput akai Reuni 212 harus dijadikan Bawaslu sebagai indikasi awal bahwa acara tersebut mengandung unsur kampanye.
ADVERTISEMENT
"Apa yang terjadi dengan Pak Prabowo ini harus dijadikan satu indikasi awal salah satu bukti oleh Bawaslu bahwa 212 itu mengandung unsur-unsur kampanye dan pencitraan diri," pungkas politikus PKB ini.
Sebelumnya, saat memberikan sambutan di peringatan Hari Disabilitas Internasional, Prabowo mengkritik media-media di Indonesia. Prabowo geram lantaran Reuni 212 tak diliput secara luas oleh media-media nasional.
"Rakyat mau dibohongi otaknya dengan pers yang terus terang saja banyak bohongnya daripada benarnya. Aku tiap hari ada 5-8 koran yang datang ke tempat saya. Saya mau lihat, bohong apalagi nih yang mereka cetak," kata Prabowo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (5/12).
Menurutnya 11 juta orang kumpul di Monas pada 212 tapi hampir semua media tidak meliput.
ADVERTISEMENT
“Untuk apa wawancara saya, orang kemarin 11 juta kau bilang enggak ada orang,” kata Prabowo dengan nada tinggi kepada wartawan yang berniat mewawancarainya.