news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Titik Terang Penantian Panjang Ibunda Hilarius

22 September 2017 6:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makam Hilarius Christian  (Foto: Facebook Maria Agnes)
zoom-in-whitePerbesar
Makam Hilarius Christian (Foto: Facebook Maria Agnes)
ADVERTISEMENT
Maria Agnes tak pernah menyangka, 29 Januari 2016 lalu adalah hari pertemuan terakhirnya dengan sang anak, Hilarius Christian Event Raharjo.
ADVERTISEMENT
Putra sulungnya yang akrab disapa Hila itu, tewas setelah dipaksa berduel "Bom-boman" ala gladiator oleh seniornya.
Hilarius yang merupakan siswa SMA Budi Mulya Bogor, terjebak perkelahian satu lawan satu dengan siswa SMA Mardi Yuana. Budaya duel keji itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, di Taman Paluhu, Bogor.
Satu setengah jam terlibat baku hantam dalam perkelahian, Hilarius tak sadarkan diri dan dibawa salah seorang rekannya ke RS Azra. Namun nyawanya sudah tak tertolong. Pihak rumah sakit pun menghubungi keluarga Hilarius untuk mengabarkan berita duka itu.
Jenazah Hilarius dimakamkan, dengan penyebab kematian yang kala itu masih menjadi tanda tanya.
Berselang sebulan kemudian tepatnya pada 25 Februari 2016, muncul pemberitaan di media cetak yang menyebut Hilarius tewas akibat perkelahian. Polsek Bogor Utara turun tangan memulai penyelidikan, dengan mengunjungi rumah orang tua Hilarius.
Hilarius Christian (Foto: Facebook Maria Agnes )
zoom-in-whitePerbesar
Hilarius Christian (Foto: Facebook Maria Agnes )
Namun penyelidikan tiba-tiba dihentikan, karena Maria dan suaminya menolak polisi membongkar makam Hilarius meski dengan tujuan otopsi. Kasus ini pun tak pernah terdengar lagi.
ADVERTISEMENT
Bulan demi bulan berlalu, tahun pun berganti. Pada 12 September 2017, Maria mengunggah status di akun Facebooknya yang menceritakan pilunya kisah kematian Hilarius.
Dalam unggahan tersebut, Maria mempertanyakan pengusutan kasus anaknya yang berhenti di tengah jalan, tanpa ada penetapan tersangka. Maria bahkan melayangkan curhatan soal Hilarius ke Presiden Jokowi lewat media sosial.
Perjuangan Maria membuahkan hasil. Sejak saat itu, media massa nasional semakin ramai memberitakan kasus kematian Hilarius. Polres Bogor Kota akhirnya kembali membuka penyelidikan, dengan syarat pihak keluarga harus bersedia jenazah Hilarius diautopsi.
Dan akhirnya pada Selasa (19/9) lalu, autopsi dilakukan atas izin keluarga di TPU Cipaku, Kota Bogor.
"Sebenarnya, siapa sih yang ikhlas anaknya digituin? Dia sudah istirahat dengan tenang di sana tapi harus dibongkar lagi. Cuman kan salah satu syarat agar bisa ditindaklanjut, gimana lagi," ucapnya pada Selasa (19/9).
ADVERTISEMENT
Setelah tim forensik melakukan pemeriksaan, ditemukan ada bekas luka robek sepanjang 4 cm di bagian ulu hati Hilarius yang diduga kuat menjadi penyebab nyawanya tak selamat.
Penyidikan kasus kematian Hilarius pun kini telah menunjukkan titik terang. Polisi telah menangkap total lima tersangka. Tiga orang berperan menjadi promotor perkelahian, satu orang berperan menjadi wasit duel, dan satu lainnya sebagai petarung. Polisi menduga masih ada dua orang lagi yang menjadi buron.
Makam Hilarius Dibongkar (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Makam Hilarius Dibongkar (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
Kelimanya telah ditahan di Balai Pemasyarakatan Bogor, namun mendapat perlakuan khusus karena masih berusia anak-anak. Kabar terbaru, tersangka utama yang memukul Hilarius akan mendapatkan overmacht atau keringanan hukum. Sebab, tersangka juga terpaksa melakukan duel dan pemukulan kepada Hilarius.
Meski demikian, tersangka yang masih duduk di bangku SMA ini tetap diproses hukum dan dibidik pasal serupa dengan tersangka lainnya, yakni UU Anak pasal 76 dan 80 dengan ancaman 15 tahun penjara.
ADVERTISEMENT