Tolak Usulan Ormas, Bima Arya Dukung Perayaan Cap Go Meh di Bogor

29 Januari 2019 5:37 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
32
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Bogor Bima Arya (Foto: Instagram/ @bimaaryasugiarto)
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Bogor Bima Arya (Foto: Instagram/ @bimaaryasugiarto)
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bogor Bima Arya menjawab surat seruan kelompok yang mengatasnamakan Forum Muslim Bogor (FMB) terkait larangan bagi Umat Islam untuk memfasilitasi dan ikut merayakan Cap Go Meh. Bentuk fasilitas yang dimaksud adalah aksi budaya Bogor Street Festival (BSF) yang akan digelar 19 Februari 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Bima Arya menegaskan bahwa BSF merupakan simbol persatuan di tengah keberagaman warga Kota Bogor yang dibalut dalam pesta rakyat. Sehingga, kata Bima, acara tersebut kental dengan nilai kebersamaan dan keberagaman di Kota Bogor.
“Ada yang mengatasnamakan FMB. Mereka menyatakan surat terbuka yang pada intinya tidak menyetujui adanya Bogor Street Festival. Kami merasa perlu untuk menyampaikan kepada publik mengenai posisi Pemkot Bogor di sini. Ini menyangkut juga atas nilai-nilai kebersamaan dan keberagaman yang diyakini oleh kita sebagai warga Bogor dari masa ke masa,” kata Bima dalam keterangan yang diterima kumparan, Selasa (29/1).
Bima menuturkan, Pemkot Bogor memandang bahwa BSF ini adalah kegiatan seni dan budaya yang berjalan sudah lama. “Tidak bisa diasosiasikan kepada satu agama tertentu, di sini aspek kebudayaan lebih menonjol. Di dalamnya terdapat beragam kegiatan budaya, tidak saja dari Bogor tapi juga dari Nusantara. Dimeriahkan juga penampilan dari komunitas dan dibuka oleh doa lintas agama,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Seruan Forum Muslim Bogor (FBM) soal larangan perayaan Imlek di Kota Bogor. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Seruan Forum Muslim Bogor (FBM) soal larangan perayaan Imlek di Kota Bogor. (Foto: Dok. Istimewa)
Bima menyebut bahwa BSF merupakan local wisdom yang harus terus dipelihara di tengah isu-isu perbedaan yang mengoyak kebersamaan warga. “Bogor Street Festival ini kami meyakini sebagai ajang pemersatu karena bersatunya yang beragam tadi. Ketika elemen yang berbeda secara etnis, keyakinan, status sosial berkumpul di titik itu kita merasakan kebersamaan dalam keberagaman,” katanya.
Mengenai pernyataan FMB yang menyebut BSF bisa melunturkan akidah umat Islam, Bima Arya tak sependapat dengan itu. Menurut Bima, akidah seseorang tidak bisa dinilai akan berkurang atau luntur hanya karena sebuah perayaan kebudayaan.
“Kalau ada pernyataan bahwa kegiatan ini berdampak kepada akidah, izinkan saya untuk menyampaikan suatu pandangan bahwa hal itu terlalu menyederhanakan keyakinan kita. Terlalu sempit rasanya ketika kehadiran dikaitkan dengan akidah. Insya Allah akidah kita kepada agama yang kita anut tidak akan luntur,” katanya.
ADVERTISEMENT
Bima juga menyebut bahwa BSF dari tahun ke tahun selalu dihadiri tokoh-tokoh nasional. “Apakah akidah seorang Ahmad Heryawan luntur ketika menghadiri BSF ini setiap tahun? Apakah akidah Presiden Jokowi luntur ketika ikut merayakan keberagaman budaya di Indonesia? BSF juga pernah dihadiri Menteri Pariwisata, Menteri Agama dan sejumlah tokoh lainnya,” pungkas Bima.