Transkrip Lengkap Debat Keempat Pilpres soal Pertahanan dan HI

31 Maret 2019 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres no urut 01, Joko Widodo dan Capres no urut 02, Prabowo Subianto berjabat tangan saat usai Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres no urut 01, Joko Widodo dan Capres no urut 02, Prabowo Subianto berjabat tangan saat usai Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam segmen ketiga debat keempat, capres 01 Joko Widodo dan capres 02 Prabowo Subianto kembali menjawab pertanyaan dari panelis. Keduanya diminta berargumen soal berhubungan dengan pertahanan dan keamanan dan hubungan internasional.
ADVERTISEMENT
Berikut transkrip lengkap yang diperoleh dari bahasakita.co.id di segmen tersebut.
Tema Pertahanan dan Keamanan
Zulfikar Naghi:
Langsung saja kita akan buka amplopnya di sini. Tema pertahanan dan keamanan mendapatkan amplop C sesuai dengan undian dan masih disegel.
Segmen ke 3 ini kesempatan untuk menjawab masih sama dengan segmen sebelumnya masing masing kandidat mendapatkan waktu 2 menit untuk menjawab. Baik langsung saja kita akan membuka amplopnya. Saya akan bacakan.
Modernisasi alat utama sistem persenjataan atau alutsista untuk TNI dan alat material khusus almatsus untuk Polri merupakan hal yang penting bagi pembangunan sistem pertahanan dan keamanan yang kuat dan modern, namun demikian kondisi alutsista dan almatsus saat ini masih belum memadai, karena keterbatasan anggaran.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain problem transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan alutsista dan almatsus juga menjadi masalah tersendiri.
Pertanyaannya, bagaimana strategi dan upaya bapak untuk memodernisasi alutsista dan almatsus dengan tetap menjamin transparansi dan akuntabilitas di tengah keterbatasan anggaran negara?
Baik kesempatan pertama untuk menjawab kami berikan kepada calon presiden nomor urut 02 Bapak Prabowo Subianto. Waktunya 2 menit Bapak, ketika Bapak mulai berbicara. Silahkan!
Prabowo Subianto:
Jadi pertahanan keamanan adalah sangat penting untuk negara. Kekayaan suatu bangsa kalau enggak dijaga oleh suatu kekuatan pertahanan yang kuat, enggak mungkin. Saya ingat Adagium mengatakan bahwa: strong will do what they can and the weak suffer what they must. Yang kuat akan berbuat sekehendaknya yang lemah harus menderita, karena itu saya menilai pertahanan Indonesia terlalu lemah jauh dari yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
Kenapa? karena kita tidak punya uang, karena itu kita harus menjaga keuangan kita. Kemana keuangan kita? Keuangan kita, kekayaan kita, harta kita tidak tinggal di Indonesia, karena itu kita lemah. Mau kita diplomasi. Apa ini duta besar di sini. Your excellences welcome. Apakah kita sadar bahwa sebenarnya kita diejek? Dia senyum di depan kita, tapi we have nothing we have no power.
Menteri Pertahanan dulu Pak Juwono Sudarsono mengatakan kepada saya. I am not the Indonesian Minister of Defense. I am the Indonesian Defenceless Minister. Jadi bagi saya, kita harus tingkatkan pertama adalah anggaran pertahanan, tapi untuk itu kita harus membuat sistem.
Hentikan kebocoran, kurangi korupsi, rubah sistem sehingga kekayaan Indonesia tidak mengalir ke luar negeri. Ini masalah inti. Terima kasih.
ADVERTISEMENT
Retno Pinasti:
Mohon tenang .
Zulfikar Naghi:
Baik, selanjutnya kesempatan berikutnya saya berikan kepada capres nomor urut 01 Bapak Joko Widodo. Waktunya sama bapak untuk menjawab 2 menit dan dimulai ketika bapak berbicara. Silahkan bapak!
Joko Widodo:
Penting sekali yang namanya gelar pasukan yang terintegrasi, artinya kita tidak Jawa sentris, oleh sebab itu sudah saya perintahkan kepada Menhan dan Panglima, untuk membangun Divisi 3 yang telah mulai ini bekerja. Divisi 3 Kostrad di Gowa, kemudian Komando Angkatan Udara di Biak, kemudian Armada 3 Angkatan Laut di Sorong.
Ini sudah proses pembangunan dan segera akan jadi. Saya juga telah memerintahkan untuk gelar pasukan di empat titik penting. Gelar pasukan terintegrasi yaitu di Natuna sebelah barat, kemudian di Morotai sebelah timur, kemudian di Saumlaki dekat Masela itu di sebelah selatan dan kemudian di Biak.
ADVERTISEMENT
Apa yang kita harapkan dari gelar pasukan ini, artinya titik-titik pinggir yang ada di negara ini semuanya terjaga dan juga perlu saya sampai sampaikan bahwa, yang namanya radar maritim kita radar udara kita ini sudah menguasai seluruh wilayah kita 100 %, karena ada 19 titik radar udara kita yang telah terkoneksi. Ada 11 radar maritim kita yang telah tersambung dan terkoneksi.
Mengenai anggaran tidak perlu saya sampaikan. Anggaran di Kementerian Pertahanan kita sekarang sudah 100 Triliun. Nomor 2 setelah Kementerian PU, artinya perhatian kita terhadap pertahanan ini juga bukan main-main. Bahwa masih ada proses ada yang kurang inilah yang harus kita perbaiki.
Sebagai pemimpin saya optimis dengan penguasaan radar udara, radar maritim yang seratus persen dan siapapun yang masuk ke teritori kita akan ketahuan, akan ketahuan.
ADVERTISEMENT
Zulfikar Naghi:
Terima kasih Bapak Jokowi, waktunya habis. Terima Kasih Bapak. Baik kita akan lanjutkan, untuk capres nomor urut 02. Silakan menanggapi jawaban dari capres 01 Bapak Joko Widodo. Waktunya satu setengah menit bapak. silahkan!
Prabowo Subianto:
Jadi masalah pertahanan keamanan ini saya kira, maaf! Pak Jokowi, mungkin Pak Jokowi dapat briefing-briefing yang yang kurang tepat. Tadi 107 Triliun itu, ya 5 persen dari APBN kita, 0,8 persen dari GDP (Gross Domestic Product) kita. Padahal Singapura itu anggaran pertahanannya 30 persen dari APBN-nya. 30 persen, 3 persen dari GDP mereka.
Saya hanya mengatakan saya pengalaman Pak di tentara. Budaya ABS (Asal Bapak Senang) banyak pak. Kalau ketemu Panglima, siap pak aman. Semua pak terkendali. Pak radar cukup pak. Pak tidak benar Pak, tidak benar jadi itu saja pak.
ADVERTISEMENT
Saya tidak menyalahkan Bapak. Ini budaya Indonesia. ABS, ya ABS, jadi mohon kita kaji pertahanan, sangat penting kita tidak mau mengancam siapapun, tapi kita lemah Pak . Mungkin menteri Bapak.
Zulfikar Naghi:
Terima kasih Bapak Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto:
Sudah beritahu berapa peluru? Berapa hari peluru kita perang?
Zulfikar Naghi:
Sekali lagi cukup! Waktunya habis. Terima kasih. Baik. Saya akan lanjutkan, kesempatan berikutnya untuk capres nomor urut 01 Bapak Joko Widodo, untuk menanggapi jawaban dari Bapak Prabowo Subianto. Waktunya sama bapak satu setengah menit. Silahkan!
Joko Widodo:
Saya melihat Pak Prabowo ini tidak percaya pada TNI kita. Saya yang sipil, saya sangat percaya kepada TNI yang kita miliki. Sangat percaya, karena misalnya yang seperti tadi saya ceritakan.
ADVERTISEMENT
Di Natuna saya lihat sendiri kok dibangun. Dibangun di sana. Di Sorong juga sudah mulai dibangun. Saya cek ada benar barangnya, tetapi yang paling penting menurut saya, dalam rangka masih kurangnya anggaran pertahanan kita ya kita bangun dengan cara investasi di bidang alutsista, jangan belanja tapi investasi. Apa itu artinya? Setiap anggaran yang ada di Kementerian Pertahanan itu harus kita pakai untuk membangun industri alutsista kita, baik berupa tank.
Kita sudah telah memiliki tank harimau. Kita juga telah memiliki kapal selam hasil kerjasama kita dengan negara lain, yang namanya kapal selam dadali karena kita belum siap untuk mengerjakan itu. Kalau investasi-investasi di bidang pertahanan itu terus dilakukan. Saya yakin kita akan memiliki alutsista yang baik, tapi kita juga memiliki teknologi, menguasai teknologi dan bisa transfer of knowledge dari yang sudah memiliki teknologi, itu.
ADVERTISEMENT
Zulfikar Naghi:
Terima kasih Bapak Joko Widodo. Waktunya sudah habis.
Retno Pinasti:
Bapak-bapak, ibu-ibu, kita lanjutkan kembali. Kami mohon tenang, terima kasih.
Sesi Tanya Jawab Soal Hubungan Internasional
Zulfikar Naghi:
Baik, terima kasih. Saat ini kita akan menuju ke tema ke 4 atau tema terakhir, yaitu tema hubungan Internasional. Saya akan ambil amplopnya. Bapak-bapak di tangan saya ada amplop hubungan Internasional yang bertuliskan huruf C.
Kita lihat, saya akan bacakan. Diplomasi Internasional mengandung dimensi kerja sama sekaligus persaingan keberhasilan. Dalam diplomasi Internasional tergantung pada kemampuan negara menawarkan keunggulannya kepada negara-negara lain. Keunggulan tersebut bisa dalam bentuk kebudayaan, ekonomi, pertahanan, dan gagasan solutif. Indonesia memiliki potensi keunggulan untuk ditawarkan dalam diplomasi internasional.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, menurut Bapak apa keunggulan Bangsa Indonesia yang akan ditawarkan dalam diplomasi Internasional dan bagaimana strategi untuk mewujudkannya?
Baik, kesempatan pertama saya berikan untuk calon presiden nomor urut 01 Bapak Joko Widodo untuk menjawab. Waktunya dua menit, silahkan bapak!
Joko Widodo:
Negara kita Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Saya kira itulah kekuatan diplomasi kita di dalam forum-forum internasional, oleh sebab itu di dalam forum-forum internasional selalu saya sampaikan di awal, bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, karena banyak negara lain yang belum tahu mengenai posisi kita seperti itu, dan diplomasi ini kita sekarang ini diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan banyak hal yang berkaitan dengan konflik dan perang yang ada.
ADVERTISEMENT
Di negara-negara lain. Saya berikan contoh, misalnya: Di Rakhine State, saya diminta oleh UN (United Nation) untuk menengahi proses-proses kembalinya para pengungsi dari menuju ke Rakhine State kembali, kemudian juga di Afganistan, kita juga diberikan kepercayaan untuk ikut merukunkan mendamaikan dari faksi-faksi yang berkonflik di sana, sehingga inilah juga yang menjadi kekuatan, karena kita tidak memiliki berkepentingan apapun baik di Rakhine State, baik di Afghanistan dan di negara-negara lain.
Saya kira kekuatan kita, sekali lagi kekuatan kita sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini bisa kita jadikan sebagai modal besar bagi kita berdiplomasi dengan negara-negara lain termasuk juga dan kita menawarkan dan produk-produk dalam perdagangan dengan luar negeri ekspor.
ADVERTISEMENT
Saya kira ini juga menjadi sebuah kekuatan besar potensi-potensi yang ada di negara kita. Produk-produk yang memiliki kualitas yang baik yang masuk ke negara-negara yang memiliki penduduk muslim. Ini juga salah satu yang menjadi kekuatan dari negara kita.
Zulfikar Naghi:
Terima kasih Bapak Joko Widodo, waktunya sudah habis. Kami persilahkan untuk duduk kembali.
Retno Pinasti:
Kami mohon tenang, terima kasih. Kami mohon tenang ya!
Zulfikar Naghi:
Baik, saya akan lanjutkan. Selanjutnya capres nomor urut 02 untuk berkesempatan menjawab dengan pertanyaan yang sama. Waktunya masih sama Bapak dua menit dimulai ketika bapak berbicara.
Prabowo Subianto:
Jadi diplomasi adalah untuk memajukan kepentingan nasional sebuah negara, melalui jalan-jalan perundingan dan jalan-jalan pertukaran diplomasi, tetapi diplomasi tidak bisa hanya dengan menjadi mediator. Itu penting, tapi ujungnya diplomasi itu harus merupakan bagian dari upaya mempertahankan kepentingan nasional.
ADVERTISEMENT
Inti sebuah negara dan untuk itu diplomasi hanya bisa dan harus di-backup oleh kekuatan. Kalau negara kita tidak kuat, dia senyum sama kita, memang tugasnya diplomat. Sebuah diplomat dibayar untuk menjadi orang baik, tapi dia tidak segan dia hitung kekuatan kita.
Pak Jokowi, tolong penasihat militernya bukan saya tidak percaya sama TNI. Kapal selam berapa yang kita miliki? Jenisnya berapa? Kemampuannya berapa? pesawat berapa? Kita negara seluas Eropa, berapa sky drone fighter? Kita punya peluru kendalinya berapa pak?
Diplomasi kalau hanya senyum-senyum menjadi nice guy, ya begitu. Begitu saja Pak, kalau ada armada asing masuk ke laut kita, apa yang kita bisa buat? Jadi bukan saya tidak percaya. Saya ini TNI Pak. Saya pertaruhkan nyawa di TNI. Saya lebih TNI dari banyak TNI.
ADVERTISEMENT
Zulfikar Naghi:
Terima kasih Bapak Prabowo Subianto, waktunya sudah habis. Kami persilahkan untuk duduk kembali.
Retno Pinasti:
Kami mohon tenang pendukung. Pendukung 02 kami mohon tenang .Kami mohon tenang agar dapat kita lanjutkan kembali. Kami mohon tenang. Ya cukup Bapak Ibu, cukup Bapak Ibu, bisa kita lanjutkan kembali .
Zulfikar Naghi:
Baik, saya akan lanjutkan kembali.
Retno Pinasti:
Baik, terima kasih.
Zulfikar Naghi: Baik, selanjutnya saya beri kesempatan untuk menanggapi kepada capres nomor urut 01 Bapak Joko Widodo, waktunya satu setengah menit Bapak dan akan dimulai ketika Bapak berbicara. Silahkan bapak!
Joko Widodo:
Ya, yang namanya diplomasi ke luar negeri memang, yang pertama adalah kepentingan nasional kita yang harus dinomorsatukan. Kepentingan nasional kita yang tetap harus dinomorsatukan, kemudian yang kedua juga perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia, yang ada di luar negeri ini penting sekali. Kemudian diplomasi yang ketiga adalah bagaimana kita bisa menjalin perdagangan investasi dengan negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
Saya melihat perkembangan sekarang ini baik di PTA, di FTA, di SEPA. Kita memiliki kemajuan yang sangat besar. PTA (Preferential Trade Agreement) kita melihat bahwa, ada di situ hal-hal yang berkaitan dengan tarif, non tarif. Itu bisa dibicarakan apabila memang diplomat-diplomat kita memiliki kemampuan dalam bernegosiasi dengan negara-negara lain, kemudian juga yang berkaitan yang FTA (Free Trade Agreement) yang berkaitan yang tarif dan perdagangan.
Kita juga memiliki diplomat-diplomat yang sangat pintar dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan perjanjian itu dan SEPA dan spot yang lebih luas untuk investasi dan perdagangan kita juga telah bertanda-tangan dengan Australia, dengan catatan product-product kita nanti bisa masuk ke sana.
Zulfikar Naghi:
Baik, terima kasih Bapak Joko Widodo. Waktunya sudah habis untuk menanggapi, silahkan duduk kembali!
ADVERTISEMENT
Retno Pinasti:
Terima kasih. Cukup! Cukup Bapak Ibu, kita lanjutkan kembali, mohon tenang. Terima kasih.
Zulfikar Naghi:
Baik, saya akan lanjutkan kepada capres nomor urut 02 untuk menanggapi. Waktunya masih sama bapak satu setengah dan dimulai ketika bapak berbicara. Silahkan Bapak Prabowo Subianto!
Prabowo Subianto:
Ya, jadi kembali bagi saya realita bahwa hubungan antara negara tentunya setiap negara harus mempertahankan kepentingan nasionalnya dan ada yang disebut the core national interest, jadi kepentingan nasional yang inti masalahnya Pak Jokowi. Saya ini memang profesi saya. Bidang saya adalah pertahanan keamanan.
Saya pelajari ilmu perang ribuan tahun. Sejarah perang saya pelajari, teknologi saya masih kuasai pak. Saya tahu jarak-jarak peluru kendali, masih saya tahu, jadi saya mohon Pak ini bukan menyalahkan, tapi saya, saya berpendapat kekuatan pertahanan kita sangat rapuh dan lemah.
ADVERTISEMENT
Bukan salah Bapak, salah gak tahu saya. Elit ya yang ketawa, kenapa kalian ketawa? pertahanan Indonesia rapuh kalian ketawa. Lucu ya, kok lucu!
Jadi saya berpendapat kita tidak bisa mempertahankan core national interest kita, kalau ada Pak, ada negara asing kirim pasukan hari ini ke salah satu wilayah kita. Saya kira kita berada dalam posisi yang sangat lemah . Jadi ini yang saya mohon perhatian.
Zulfikar Naghi:
Baik, terima kasih Bapak Prabowo Subianto. Waktunya sudah habis.
Prabowo Subianto:
Silahkan ketawa, kalau negara kita lemah. silahkan!
Zulfikar Naghi:
Cukup bapak, waktunya sudah habis. Terima kasih, silahkan duduk kembali!
Retno Pinasti:
Mohon tenang, mohon tenang para pendukung.
ADVERTISEMENT